Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan ke Akademi Militer Afganistan, Senin, 29 Januari 2018, yang mengakibatkan dua tentara tewas. Keterangan tersebut disampaikan kantor berita milik ISIS, Amaq, kepada media, sebagaimana dikutip Reuters dan Al Jazeera, Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan ini berlangsung hanya dua hari setelah militan Taliban meledakkan diri di dekat gedung Kementerian Dalam Negeri Afganistan, Sabtu, 20 Januari 2018. Peristiwa tersebut menyebabkan lebih dari seratus orang tewas dan 120 lain mengalami luka-luka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentara Afganistan tiba di dekat Akademi Militer Marsekal Fahim di Kabul, Senin, 29 Januari 2018. [REUTERSl]
Juru bicara kantor kepresidenan Afganistan dalam keterangannya kepada media, sebagaimana dikutip Al Jazeera, Senin, mengatakan para penyerang gagal memasuki pintu gerbang Universitas Pertahanan Nasional Marsekal Fahim.
Menurut pejabat militer yang tak bersedia disebutkan namanya kepada Al Jazeera, serangan tersebut mengakibatkan dua tentara tewas dan sedikitnya sepuluh lain mengalami cedera. Sedangkan dari pihak penyerang, empat orang tewas dan satu lain ditahan.
"Sedikitnya dua tentara tewas dan sepuluh lain mengalami cedera dalam aksi adu tembak dengan beberapa penyerang di dekat Akademi Militer Marsekal Fahim," tutur juru bicara Kementerian Pertahanan Afganistan, Dawlat Waziri, kepada AFP, seperti dikutip The Peninsula Qatar.Tentara Afganistan tiba di dekat Akademi Militer Marsekal Fahim di Kabul, Senin, 29 Januari 2018. [REUTERSl]
Abdullah Fahimi, dosen di Universitas Rayhan, Kabul, mengatakan kepada Al Jazeera, Kabul mendapatkan serangan luar biasa tajam oleh sejumlah kelompok bersenjata dalam dua musim dingin ini.
Sebelumnya pada Oktober 2017, seorang milisi Taliban melakukan aksi bunuh diri yang menewaskan 15 kadet Angkatan Bersenjata Afganistan ketika mereka pulang dari Akademi Militer Marsekal Fahim.