Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya empat warga Palestina tewas dan 19 terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Selasa pagi, 25 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Juru bicara Fatah mengatakan kekerasan meletus setelah sejumlah besar pasukan Israel memasuki kota Nablus dan terlihat oleh pasukan keamanan Palestina dan pejuang bersenjata.
“Ada tiga orang tewas dan 19 luka-luka, tiga di antaranya serius, oleh tembakan Israel di Nablus,” kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataan. Salah seorang korban tewas tidak bersenjata.
Kementerian Kesehatan kemudian melaporkan seorang warga Palestina lainnya dibunuh oleh pasukan Israel di Ramallah, rumah bagi markas besar Otoritas Palestina di Tepi Barat bagian tengah.
Menurut juru bicara presiden, Nabil Abu Rudeineh, Presiden Palestina Mahmoud Abbas sedang berupaya menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina di Nablus.
“Semua ini akan memiliki konsekuensi yang berbahaya dan merusak,” kata Abu Rudeineh di Palestine TV.
Militer Israel hanya menyatakan pasukannya beroperasi di Nablus, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Pada Ahad lalu, kelompok bersenjata Lions’ Den (Sarang Singa) menyatakan salah seroang pejuangnya, Tamer al-Kilani, terbunuh di Kota Tua Nablus dalam sebuah ledakan bom yang diikat di sepeda motor.
Kelompok itu menggambarkan al-Kilani sebagai salah seorang pejuang paling garang dan menyalahkan Israel atas ledakan yang menewaskannya. Militer Israel menolak mengomentari klaim bahwa mereka berada di balik pembunuhan itu.
Pasukan Israel telah melakukan serangan malam di Tepi Barat yang diduduki sejak Maret lalu untuk membongkar jaringan bersenjata dan menggagalkan serangan.
Pada Mei lalu, tentara Israel menembak dan membunuh jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh saat ia sedang bertugas di Jenin, Tepi Barat. Abu Akleh mengenakan rompi pers dan berdiri dengan jurnalis lain kasus yang digambarkan sebagai pembunuhan yang ditargetkan oleh pasukan Israel.
AL JAZEERA