Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Israel Sinyalkan Bahrain, Oman, dan Sudan Susul UEA untuk Normalisasi

Kementerian Intelijen Israel mengamini kabar yang beredar terkait akan ada negara Arab lainnya melakukan normalisasi hubungan dengan mereka

17 Agustus 2020 | 05.00 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat konferensi pers di Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, didampingi Menteri Pertahanan Benny Gantz, 27 Juli 2020, menyusul dugaan penyusupan milisi Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon.[Tal Shahar/REUTERS]
Perbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat konferensi pers di Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, didampingi Menteri Pertahanan Benny Gantz, 27 Juli 2020, menyusul dugaan penyusupan milisi Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon.[Tal Shahar/REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengamini kabar yang beredar terkait akan ada negara Arab lainnya melakukan normalisasi hubungan. Menurut Kementerian Intelijen Israel, negara Arab berikutnya yang akan berdamai dengan Israel adalah Bahrain dan Oman.

"Sebagai tindak lanjut atas kesepakatan dengan Uni Emirat Arab, akan ada kesepakatan baru dengan negara Arab lainnya, baik yang berada di kawasan teluk maupun di Afrika," ujar Menteri Intelijen Israel, Eli Cohen, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 16 Agustus 2020.

Untuk saat ini, kata Eli Cohen, calon terkuat adalah Bahrain dan Oman. Setelah Bahran dan Oman, baru negara Afrika menyusul. Sejauh ini, yang berada dalam radar, adalah Sudan untuk negara Afrika.

Ketika Israel dan Uni Emirat Arab meneken kesepakatan normalisasi, di mana salah satunya untuk menunda aneksasi Tepi Barat, Bahrain dan Oman berada dalam rombongan negara yang memujinya. Walau begitu, keduanya enggan berkomentar soal prospek normalisasi.

Israel, di satu sisi, memang tengah dekat dengan kedua negara terkait. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, misalnya, pernah ke Oman pada Oktober 2018 lalu.

Benjamin Netanyahu sendiri berharap akan ada makin banyak negara yang menjalin normalisasi dengan Israel. Ia menyebutnya sebagai langkah maju untuk meredam kisruh Palestina dan Israel.

"Kesepakatan (dengan UEA) tersebut adalah perubahan bersejarah untuk perdamaian dengan negara-negara Arab. Tak lama lagi hal itu akan menjadi nyata, termasuk mencapai kesepakatan damai dengan Palestina," ujar Netanyahu yang ingin aneksasi Tepi Barat tetap bisa dilakukan suatu saat.

Menanggapi kabar yang beredar terkait Bahrain, Oman, dan Sudan, Pemerintah Kuwait mengatakan sikapnya konsisten terhadap Israel. Jika normalisasi memang tak terhindarkan, mereka mengatakan Kuwait akan menjadi negara yang terakhir.

ISTMAN MP | REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus