Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Nicosia - Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon, Rabu, 24, Februari 2016, menuding Iran sedang membangun sebuah jaringan teror internasional, termasuk "sel tidur" yang menimbun senjata, intelijen, dan siap menerima perintah menyerang berbagai tempat termasuk Eropa dan Amerika Serikat.
Yaalon mengatakan, Iran sengaja menginginkan ketidakstabian Timur Tengah dan beberapa negara di dunia. Negeri Mullah itu, tutur Yaalon, memberikan bantuan, pelatihan, dan mempersenjatai para utusannya untuk menyebarkan revolusi. Dia menambahkan, Teheran adalah sebuah jangkar berbahaya, meliputi Bagdad, Damaskus, Beirut, dan kota-kota lain di kawasan Timur Tengah.
"Rezim Iran melalui korp Pengawal Revolusioner Iran sedang membangun kompleks infrastruktur teror termasuk sel tidur yang menyimpan senjata, intelijen, dan siap melakukan aski termasuk di Eropa dan Amerika," kata Yaalon setelah berbicara dengan rekannya di Siprus.
"Iran adalah ancaman terbesar di kawasan," tegasnya. Negeri itu mendapatkan dukungan kuat dari militan Hizbullah di Libanon dan Hamas di Palestina. Yaalon adalah pengiritik paling keras atas kesepakatan nuklir antara Iran dengan negara-egara superkuat dunia.
Menteri Pertahanan Israel ini tidak bisa menunjukkan bukti secara langsung mengenai sel tidur di Amerika Serikat atau Eropa sebagaimana yang dituduhkan, tetapi dia mengacu kepada kasus anggota Hizbullah yang dipenjara di Siprus Juni 2015 lalu karena menyimpan sembilan ton bahan kimia yang bisa diolah menjadi bahan peledak.
Pengadilan Siprus menghukum Hussein Bassam Abdallah, pria keturunan Kanada-Libanon, enam tahun penjara setelah dia mengakui bahwa Hizbullah merencanakan serangan teroris terhadap kepentingan Israel di Siprus menggunakan amonium nitrat yang dia pesan dari Larnaca, rumah kelompok militan yang didukung Iran.
"Pemerintah Siprus telah dikalahkan oleh Hizbullah dan Iran untuk membangun infrastuktur di negeri pulau tersebut demi ekspansinya menuju Eropa," ucap Yaalon.
COLUMBIAN.COM | CHOIRUL AMINUDDIN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini