Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Riyadh - Kondisi di luar istana Pangeran Alwaleed Bin Talal terlihat lebih ramai pasca pembebasannya dari tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi Arab Saudi pada Sabtu, 27 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada belasan mobil terparkir di jalur pintu masuk dengan sebuah bendera Saudi berukuran besar terpasang. Para penjaga terihat bercanda dan meminum kopi," begitu dilansir Reuters, Sabtu, 27 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah ruangan kamar suite miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal ditahan di Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi, 27 Januari 2018. Pangeran Alwaleed ditahan bersama dengan puluhan anggota elite politik dan bisnis. Mereka di tahan di hotel mewah Ritz-Carlton di Riyadh. REUTERS/Katie Paul
Baca: Soal Pembayaran Denda Rp 80 Triliun, Pangeran Alwaleed Bilang Ini
Alwaleed, yang merupakan orang terkaya di Saudi dengan kekayaan mencapai sekitar Rp231,5 triliun, termasuk satu dari sekitar 200 orang elit Saudi yang ditangkap sejak digelarnya operasi anti-korupsi pada 4 November 2018.
Sebagian dari mereka ditahan di Hotel Ritz Carlton, Riyadh, dan menjalani pemeriksaan intensif selama dua bulan terakhir. Pemerintah Saudi mengupayakan penyelamatan uang negara sekitar US$100 atau sekitar Rp1300 triliun, yang hilang akibat praktek korupsi yang telah terjadi bertahun-tahun.
Saat Reuters menanyakan apakah Alwaleed berada di istana seusai dilepaskan dari tahanan, pengurus kantor pangeran mengatakan,"Pangeran sedang keluar mengunjungi keluarganya." Alwaleed keluar dari tahanan di Hotel Ritz Carlton setelah sempat melakukan wawancara dengan Reuters.
Ruangan dapur kamar suite miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal ditahan di Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi, 27 Januari 2018. Pangeran Alwaleed merupakan pemilik dari perusahaan investasi internasional, Kingdom Holding. REUTERS/Katie Paul
Seorang pejabat Saudi mengatakan Pangeran Alwaleed dilepaskan setelah mencapai kesepakatan finansial dengan Jaksa Agung Saudi. "Jaksa Agung telah menyetujui kesepakatan dengan Pangeran Alwaleed pagi ini dan kembali ke rumah pada 11 pagi tadi," kata seorang pejabat Saudi kepada Reuters.
Pembebasan Alwaleed ini menandakan proses penegakan hukum anti-korupsi Saudi mulai memasuki babak akhir. Alwaleed sendiri membantah ada kesepakatan pembayaran uang kompensasi sebesar sekitar Rp80 triliun atau US$6 miliar. Dia juga membantah telah mengalami penyiksaan seperti dikabarkan sejumlah media Barat.
"Semua itu keliru. Sebenarnya, saya tidak akan menanggapi semua tudingan ini hingga saya keluar dari sini tapi karena isu penyiksaan ini.. itu sangat mengganggu saya, jadi saya menerima permintaan wawancara ini," kata Alwaleed, 62, yang juga pemilik perusahaan konglomerasi Kingdom Holding.
Alwaleed merupakan orang terkaya di Saudi versi majalah Forbes dengan kekayaan dikabarkan mencapai sekitar 17,4 miliar dollar atau sekitar Rp231,5 triliun. Lewat perusahaan Kingdom Holding, yang sahamnya dimiliki sekitar 95 persen, Alwaleed memiliki sejumlah saham di perusahaan dunia seperti Twitter, Citigroup, dan Lyft.
Pemerintah Arab Saudi dikabarkan meminta uang kompensasi kepada para tersangka korupsi, termasuk Alwaleed, sekitar 30 persen dari total aset yang dimiliki baik dalam bentuk tunai hingga kepemilikan saham. Pemerintah Saudi mengatakan praktek korupsi yang terjadi di kerajaan ini selama bertahun-tahun telah merugikan uang negara hingga minimal US$100 miliar atau sekitar Rp1300 triliun.