Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Petahanan sayap kanan Presiden Jair Bolsonaro dan penantangnya dari sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva, saling berhadapan dalam debat head-to-head pertama mereka pada Minggu, 16 Oktober 2022. Acara debat calon Presiden Brasil tersebut diselenggarakan dua minggu menjelang pemilu presiden Brasil putaran kedua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam acara debat tersebut, Bolsonaro dan Lula da Silva saling melontarkan hujatan dan hinaan. Lula da Silva menyerang dengan melabeli Bolsonaro sebagai "diktator kecil" dan "raja berita palsu". Sementara, Bolsonaro yang tidak terima dengan pernyataan tersebut menuding Lula da Silva berbohong, koruptor, dan memalukan.
Baca juga: Pemilu Brazil Melaju ke Putaran Kedua
Kandidat terkuat Lula da Silva, yang juga mantan presiden Brasil 2003-2010, sangat mengkritik Bolsonaro atas penanganannya mengatasi pandemi Covid-19. Wabah virus corona di Brasil telah menewaskan 687 ribu orang atau terbanyak kedua setelah Amerika Serikat.
Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva diangkat oleh pendukung di luar markas Union Pekerja Logam di Sao Bernardo do Campo, Brasil, 7 April 2018. (AP Photo/Andre Penner)
Lula da Silva menyebut Bolsonaro memikul beban angka kematian itu di pundaknya karena menolak membeli vaksin virus corona dan merangkul obat-obatan yang belum terbukti seperti hydroxychloroquine.
"Kelalaian Anda menyebabkan 680 ribu orang meninggal, padahal lebih dari setengahnya bisa diselamatkan," kata Lula da Silva dengan suara serak khasnya, seperti dikutip dari France 24, Senin, 17 Oktober 2022.
Bolsonaro berusaha mengalihkan fokus ke masalah korupsi. Isu ini adalah titik lemah bagi Lula da Silva, yang pernah dipenjara pada 2018 atas tuduhan kontroversial. Lula da Silva saat itu dianggap bersalah atas penyelidikan skema korupsi besar-besaran yang berpusat pada perusahaan minyak milik negara (BUMN) Petrobra. Kasus itu sekarang sudah dibatalkan.
"Masa lalu Anda memalukan... Anda tidak melakukan apa pun untuk Brasil kecuali memasukkan uang publik ke dalam saku Anda dan teman-teman Anda. Lula, berhenti berbohong, itu buruk untukmu di usiamu," kata Bolsonaro, yang mantan anggota militer.
Aturan dalam debat calon Presiden Brasil membolehkan para kandidat hilir-mudik di atas panggung, bahkan mendekati kamera. Namun Bolsonaro dan Lula da Silva jarang saling memandang dalam acara debat tersebut. Ada satu pengecualian ketika keheningan yang tegang disela oleh Bolsonaro yang meletakkan tangannya di atas bahu Lula sambil tersenyum.
Acara debat calon Presiden Brasil itu dikritik oleh ilmuwan bidang politik Christopher Mendonca, yang menyebut lebih banyak waktu dihabiskan untuk menyerang secara pribadi daripada diskusi substantif.
"Usulan kebijakan telah kehilangan peran sentralnya, dan tuduhan telah terjadi," katanya kepada AFP.
Potensi perpecahan di Brasil sangat tinggi akibat pemilihan presiden kali ini. Dua kubu yang punya kutub politik berbeda sering kali menyebarkan kampanye negatif.
Bolsonaro menempati urutan kedua dalam pemilihan putaran pertama pada 2 Oktober lalu. Dia meraup 43 persen suara, berbanding 48 persen untuk Lula da Silva. Bolsonaro adalah politikus konservatif garis keras yang mulai menjabat sebagai Presiden Brasil pada 2019,
Banyak jajak pendapat menempatkan Lula da Silva unggul dua digit dibanding Bolsonaro. Kinerja Bolsonaro yang lebih kuat dari perkiraan telah memberinya aura momentum menuju putaran kedua, dan meningkatkan spekulasi tentang kemungkinan kejutan lain dalam waktu dua minggu.
FRANCE 24
Baca juga: Bolsonaro Berjaya dalam Pemilu Legislatif Brasil, Bisa Kalah dari Lula di Pilpres Putaran Kedua
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.