Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Jepang Iwaya Takeshi angkat bicara soal serangan militer Israel atau IDF terhadap pasukan penjaga perdamaian United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) pada 11 Oktober lalu. Dia juga menyoroti militer Israel yang memasuki kompleks UNIFIL pada 13 Oktober.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Jepang menyampaikan kekhawatiran seriusnya atas fakta bahwa serangan oleh IDF pada tanggal 11 Oktober menyebabkan cedera pada pasukan penjaga perdamaian UNIFIL," kata Takeshi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa, 15 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Takeshi menegaskan bahwa Jepang menolak dan mengecam aksi Israel yang menyerang personel UNIFIL itu. Dia menganggap tindakan Israel tersebut sebagai ancaman terhadap UNIFIL.
"Serangan terhadap personel yang bertindak untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak dapat diterima, dan Jepang mengutuk semua ancaman terhadap keselamatan dan keamanan UNIFIL," ujarnya.
Takeshi menyatakan bahwa Jepang menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hizbullah untuk mencegah memburuknya situasi lebih lanjut. Dia turut mendesak semua pihak untuk mematuhi hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, untuk memastikan keamanan personel PBB.
Tak hanya itu, Takeshi meminta agar seluruh pihak yang berselisih dapat mengimplementasikan Resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, termasuk UNSCR 1701.
"Untuk mencegah eskalasi lebih lanjut, Jepang sangat mendesak mereka untuk menahan diri secara maksimal dan melakukan upaya yang sungguh-sungguh untuk penyelesaian diplomatik," ucapnya.
Sebelumnya, UNIFIL merilis kronologi kejadian baku-tembak antara IDF dan Hizbullah di Lebanon. Menurut keterangan dari Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, markas UNIFIL di Naquora dan lokasi sekitar berulang kali diserang tentara Israel.
"Pagi ini, dua pasukan penjaga perdamaian terluka setelah tank IDF Merkava menembakkan senjatanya ke arah menara observasi di markas UNIFIL Naquora," tulis keterangan UNIFIL, dikutip Jumat, 11 Oktober 2024.
UNIFIL juga mengkonfirmasi bahwa luka-luka yang dialami dua prajurit itu luka ringan. Kini keduanya telah mendapatkan perawatan di rumah sakit. UNIFIL menyatakan IDF tidak hanya melancarkan serangan di Naquora. Tentara Israel juga menembaki posisi Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon pada titik 1-31 di Labbouneh.
Tembakan itu mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung. Tembakan itu juga merusak kendaraan milik UNIFIL dan sistem komunikasinya. IDF juga menyerang UNP 1-32A di Ras Naquora, tempat pertemuan rutin Tripartite sebelum konflik dimulai. Akibat serangan itu, stasiun pemancar dan penerangan mengalami kerusakan.
Pilihan editor: Netanyahu Dibawa ke Tempat Persembunyian Usai Sirine Serangan Udara Meraung