Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Jumlah Jemaah Haji Meninggal Bertambah Lebih dari 1.000: Apa Saja Sebabnya?

Mayoritas korban adalah jemaah haji tidak terdaftar yang melaksanakan ibadah haji di tengah cuaca ekstrem yang sangat panas di Arab Saudi.

21 Juni 2024 | 20.17 WIB

Peziarah Muslim disiram air saat cuaca sangat panas, pada hari pertama ritual lempar jamrah, saat ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 16 Juni 2024. Arab Saudi mengeluarkan peringatan waspada terhadap cuaca panas ekstrem yang dapat mengakibatkan heat stroke bagi para jemaah haji. REUTERS/Saleh Salem
Perbesar
Peziarah Muslim disiram air saat cuaca sangat panas, pada hari pertama ritual lempar jamrah, saat ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 16 Juni 2024. Arab Saudi mengeluarkan peringatan waspada terhadap cuaca panas ekstrem yang dapat mengakibatkan heat stroke bagi para jemaah haji. REUTERS/Saleh Salem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah jemaah haji yang meninggal dunia dalam ibadah haji tahun ini telah mencapai lebih dari 1.000 orang. Mayoritas korban adalah jemaah tidak terdaftar yang melaksanakan ibadah haji di tengah cuaca ekstrem yang sangat panas di Arab Saudi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Dikutip dari CNA, sebanyak 58 kematian baru yang dilaporkan pada Kamis berasal dari Mesir, seperti yang diungkapkan oleh seorang diplomat Arab. Dari total 658 jemaah Mesir yang meninggal, 630 di antaranya adalah jemaah tidak terdaftar. Data dari sekitar 10 negara menunjukkan total 1.081 kematian selama ibadah haji, salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dipenuhi oleh semua Muslim setidaknya sekali seumur hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ibadah haji tahun ini berlangsung pada musim panas di Arab Saudi, dengan suhu mencapai 51,8 derajat Celsius di Masjidil Haram di Mekkah, menurut laporan Pusat Meteorologi Nasional. Penelitian yang diterbitkan bulan lalu di Saudi mengungkapkan bahwa suhu panas di wilayah tersebut meningkat 0,4 derajat Celsius setiap dekade, memperburuk kondisi ekstrem yang dialami para jemaah haji.

Setiap tahun, puluhan ribu jemaah mencoba untuk menunaikan ibadah haji tanpa izin resmi karena tidak mampu membayar biaya izin yang mahal. Pihak berwenang Saudi melaporkan telah mengusir ratusan ribu jemaah haji tidak terdaftar dari Mekkah bulan ini, namun banyak yang tetap bertahan dan mengikuti ibadah haji utama yang dimulai Jumat lalu. Tanpa izin resmi, mereka tidak dapat mengakses fasilitas ber-AC yang disediakan untuk 1,8 juta jemaah resmi, sehingga lebih rentan terhadap cuaca panas ekstrem.

Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi telah membentuk "sel krisis" yang dipimpin oleh perdana menteri untuk menangani kematian jemaah haji dari negaranya. Ia menekankan pentingnya koordinasi dengan pihak berwenang Saudi untuk memfasilitasi penerimaan jenazah dan menyederhanakan prosesnya.

Sementara itu, negara-negara lain seperti Pakistan dan Indonesia juga melaporkan peningkatan jumlah korban jiwa. Pakistan mencatat 58 kematian dari sekitar 150.000 jemaah, sedangkan Indonesia dilansir dari laman NU, melaporkan 183 kematian dari sekitar 240.000 jemaah.

Pejabat kesehatan di berbagai negara telah mengunjungi rumah sakit untuk memantau kondisi jemaah mereka dan memberikan perawatan medis. Di Indonesia, Kementerian Agama (Kemenag) melaporkan sebanyak 183 jemaah haji Indonesia meninggal dunia di Makkah dan Madinah. 

Kepala Pusat Kesehatan Haji, Lilik Marhaendro Susilo, menyatakan bahwa kelelahan dan kondisi kesehatan yang menurun akibat cuaca suhu panas memperburuk situasi jemaah haji. Ia mengimbau jemaah untuk menjaga imunitas tubuh dengan mencukupi kebutuhan cairan harian minimal 200 mililiter per jam dan mengonsumsi makanan bergizi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus