Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Jutaan Website di Prancis Lumpuh Akibat Kebakaran di Pusat Data

Kebakaran melanda kantor pusat OVHcloud, perusahaan layanan cloud di Prancis.

11 Maret 2021 | 07.17 WIB

Ilustrasi kebakaran. Istimewa
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi kebakaran. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, - Kebakaran melanda kantor pusat OVHcloud, perusahaan layanan cloud Prancis, hingga menyebabkan jutaan situs milik pemerintah, bank, toko, pers, dan lainnya berada di luar jaringan. Kebakaran ini juga mempengaruhi sebagian dari domain web .FR.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebakaran ini terjadi pada Rabu dini hari dan menghancurkan satu dari empat pusat data di Strasbourg, di timur Prancis. Sekitar 100 petugas diterjunkan untuk memamdamkan api. Tidak ada penjelasan langsung soal penyebab kebakaran.

Penyedia layanan cloud terbesar di Eropa itu menginformasikan klien mereka agar mengaktifkan langkah pemulihan bencana setelah kebakaran.

"Petugas pemadam kebakaran segera berada di tempat kejadian tetapi tidak dapat mengendalikan api di pusat data yang terkena dampak," kata pendiri dan ketua Octave Klaba di Twitter dikutip dari Reuters, Rabu, 10 Maret 2021.

Dia menjelaskan sejumlah rencana untuk beberapa pekan ke depan seperti membangun kembali pusat data dan memeriksa sambungan serat optik mereka

Klaba mendirikan OVHcloud pada 1999, perusahaannya mampu bersaing dengan raksasa AS Amazon Web Services, Microsoft Corp's Azure, dan Alphabet Inc. Google Cloud, yang mendominasi pasar. Mereka memiliki 32 pusat data di seluruh dunia. Perusahaan mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya sedang memulai proses untuk menawarkan saham perdananya (IPO).

“OVH adalah perusahaan hosting yang cukup penting di internet,” kata Mike Prettejohn, pengarah perusahaan keamanan jaringan yang berbasis di Inggris, Netcraft.

Prettejohn mengatakan server yang terkena dampak menjadi tuan rumah 3,6 juta website, termasuk platform pemerintah khusus di Prancis, Inggris, Polandia dan Pantai Gading. Ia memperkirakan bahwa kurang dari 2 persen situs dengan ekstensi domain .FR Prancis terpengaruh.

Sumber: REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus