Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kamboja Gelar Pengadilan Massal untuk Para Tokoh Oposisi Penentang Hun Sen

Kamboja memulai pengadilan massal untuk sejumlah oposisi yang dilihat oleh para aktivis sebagai langkah partai Hun Sen membungkam lawan politiknya.

14 Januari 2021 | 13.00 WIB

Kem Sokha berbicara kepada wartawan di Phnom Penh setelah terpilih sebagai wakil ketua dewan Majelis Nasional, 26 Agustus 2014. [Radio Free Asia]
Perbesar
Kem Sokha berbicara kepada wartawan di Phnom Penh setelah terpilih sebagai wakil ketua dewan Majelis Nasional, 26 Agustus 2014. [Radio Free Asia]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kamboja pada Kamis memulai pengadilan massal untuk sejumlah oposisi yang dilihat oleh para aktivis sebagai langkah partai Hun Sen yang berkuasa untuk membungkam ancaman terhadap monopoli politiknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Para terdakwa termasuk di antara 121 orang yang berafiliasi dengan Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP) yang dibubarkan dan dituduh melakukan pengkhianatan dan penghasutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Enam puluh satu tokoh oposisi telah dipanggil untuk hadir di pengadilan, kata Mu Sochua, wakil presiden CNRP yang berada di Amerika Serikat, dilaporkan Reuters, 14 Januari 2021.

Belum jelas berapa banyak yang akan hadir karena banyak yang berada di pengasingan.

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen.[REUTERS]

CNRP dilarang dan pemimpinnya Kem Sokha ditangkap sebelum pemilu pada tahun 2018, yang memungkinkan Partai Rakyat Kamboja Perdana Menteri Hun Sen memenangkan setiap kursi parlemen, yang memicu kekhawatiran internasional.

Theary Seng, seorang pengacara Amerika-Kamboja yang termasuk di antara mereka yang akan hadir di pengadilan, mengatakan dia memiliki hak untuk mengungkapkan pendapat, termasuk hak untuk menyatakan perbedaan pendapat.

"Tujuan sebenarnya dari tuduhan terhadap saya adalah untuk membungkam saya," katanya.

Direktur Amnesty International untuk Regional Asia-Pasifik, Yamini Mishra, mengatakan pengadilan massal ini merupakan penghinaan terhadap standar peradilan adil internasional, komitmen hak asasi manusia Kamboja dan aturan hukum.

Mu Sochua, tokoh eksil Kamboja

Mu Sochua mengatakan dalam sebuah email kepada Reuters bahwa dia akan memimpin anggota partai yang diasingkan dan aktivis ke Kamboja pada hari Minggu untuk membela diri di pengadilan, yang menurutnya berkewajiban untuk memungkinkan mereka kembali.

Mu Sochua mengatakan persidangan massal itu bermotif politik dan pihak berwenang menyebarkan ketakutan untuk mencegah pendukung oposisi berkumpul di belakang para pemimpin mereka.

Pemimpin partai Kem Sokha dituduh berkonspirasi dengan Amerika Serikat untuk menggulingkan Hun Sen, tuduhan yang ditolak Kem Sokha dan Washington.

Pemerintah mengatakan terdakwa akan diizinkan kembali ke Kamboja tetapi harus mematuhi keputusan pengadilan. "Kami tidak menimbulkan masalah bagi mereka...mereka bisa datang dengan bebas," kata juru bicara pemerintah Phay Siphan.

Juru bicara kementerian kehakiman Kamboja Chin Malin mengatakan pengadilan telah memenuhi tugasnya tetapi menolak untuk mengatakan apakah terdakwa akan diizinkan masuk.

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-cambodia-politics/cambodia-court-convenes-for-mass-trial-of-opposition-idUSKBN29J0CK?il=0

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus