Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanada disebut bekerja sama “secara erat” dengan Amerika Serikat dalam menelusuri kemungkinan kaitan pemerintah India dengan pembunuhan pemimpin separatis Sikh dan warga negara Kanada, Hardeep Singh Nijjar, yang ditembak mati pada Juni lalu.
“Kami telah bekerja sama dengan AS secara sangat erat, termasuk dalam pengungkapan publik kemarin,” kata seorang sumber senior pemerintah Kanada, dikutip dari Reuters.
Barang bukti yang dimiliki Kanada akan dibagikan “pada waktunya”, kata pejabat yang berbicara tanpa menyebut nama karena sensitifnya informasi tersebut.
Pihak berwenang AS berkata mereka mendukung investigasi yang dilakukan oleh Kanada.
“Kami telah melakukan kontak erat dengan kolega kami di Kanada mengenai hal ini. Kami cukup khawatir atas tuduhan tersebut. Kami pikir penting untuk melakukan penyelidikan penuh dan terbuka, dan kami akan mendesak Pemerintah India untuk bekerja sama dalam penyelidikan tersebut,” kata pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.
Sebelumnya, Kanada mengatakan sedang “secara aktif menelusuri tuduhan kredibel” yang mengaitkan agen Pemerintah India dalam pembunuhan Nijjar, memperparah hubungan diplomatik antarkedua negara.
Perdana Menteri Justin Trudeau menyatakan bahwa keterlibatan apa pun dari pemerintah asing dalam pembunuhan warga negara Kanada merupakan “pelanggaran yang tidak dapat diterima terhadap kedaulatan kami”, dalam sebuah pernyataan darurat kepada Dewan Rakyat Kanada.
Nijjar, 45, ditembak mati di luar kuil Sikh pada 18 Juni 2023 lalu di Surrey, pinggiran kota Vancouver dengan populasi Sikh yang besar. Lantaran mendukung tanah air Sikh dalam bentuk negara Khalistan yang merdeka, Nijjar ditetapkan oleh India sebagai “teroris” pada Juli 2020.
Setelah dugaan keterlibatan India dilayangkan, Kanada telah mengusir agen intelijen utama India dari negara tersebut pada Selasa, 19 September 2023.
India pun membalas dengan segera mengusir seorang diplomat senior Kanada di hari yang sama, sekaligus menepis dugaan Kanada soal keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut.
Kementerian Luar Negeri India tidak mengungkapkan nama atau pangkat diplomat Kanada yang diminta meninggalkan negara itu dalam waktu lima hari.
“Keputusan tersebut mencerminkan meningkatnya kekhawatiran Pemerintah India terhadap campur tangan diplomat Kanada dalam urusan internal kami dan keterlibatan mereka dalam kegiatan anti-India,” kata Pemerintah India dalam sebuah pernyataan.
REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini