Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kantor Berita Xinhua Klarifikasi Klaim Batik Berasal dari Cina

Melalui akun Twitter-nya, Kantor berita Cina, Xinhua, mengklarifikasi twit sebelumnya yang mengklaim batik sebagai kerajinan tradisional dari Cina.

13 Juli 2020 | 15.40 WIB

Pembatik menyelesaikan proses pembuatan batik kombinasi tulis dan cap motif dua jari di Batik Putra Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 12 Maret 2019. Batik motif dua jari tersebut banyak dipesan relawan dan pendukung pasangan Capres no urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. ANTARA/Mohammad Ayudha
Perbesar
Pembatik menyelesaikan proses pembuatan batik kombinasi tulis dan cap motif dua jari di Batik Putra Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 12 Maret 2019. Batik motif dua jari tersebut banyak dipesan relawan dan pendukung pasangan Capres no urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. ANTARA/Mohammad Ayudha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor berita Cina, Xinhua, mengklarifikasi unggahan sebelumnya yang mengklaim batik adalah kerajinan tradisional yang berasal dari Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Akun Twitter Xinhua, @XHNews, menulis bahwa kosakata batik berasal dari Indonesia yang mengacu pada teknik pewarnaan merintang lilin yang dipraktikan di berbagai bagian dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kerajinan cetak lilin Cina kuno sangat terampil dan memakan waktu. Kerajinan ini juga dikenal sebagai batik, kata yang berasal dari Indonesia yang mengacu pada teknik merintang warna dengan lilin yang dipraktikkan di banyak bagian dunia. Terima kasih kepada @Kemlu_RI," twit Xinhua menyebut akun Twitter Kementerian Luar Negeri RI pada 13 Juli.

Salah satu staf Tim Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri RI melalui akun Twitter-nya memberi informasi atas klaim Xinhua. "Kata Batik dipastikan berasal dari Jawa Indonesia. Tetapi seni/teknik ini ditemukan di berbagai negara dan pertama kali dikembangkan di Mesir pada abad ke-4 jadi Batik memang milik orang Indonesia, tetapi seni/teknik dimiliki dunia," tulis @Novanhoe.

Sehari sebelumnya Xinhua mengunggah video dengan keterangan batik adalah kerajinan tradisional Cina.

"Batik adalah kerajinan tradisional yang umum di kalangan kelompok etnis di Cina. Dengan menggunakan lilin leleh dan alat seperti spatula, orang-orang mewarnai kain dan memanaskannya untuk menghilangkan lilin. Lihatlah bagaimana kerajinan kuno berkembang di zaman modern.#AmazingChina," tulis keterangan yang menyertai unggahan video Xinhua dalam bahasa Inggris pada 12 Juli.

Video Twitter Xinhua berdurasi 49 detik itu memperlihatkan seorang perempuan membuat motif batik bergambar burung pada kain dan motif bunga pada topi.

"Batik adalah kerajinan tradisional Cina. (Batik) umumnya digunakan oleh kelompok etnis minoritas di Guizhou dan Yunan," tulis keterangan teks di dalam video.

Xinhua juga menyebut bagaimana seni batik tetap mengikuti perkembangan zaman sampai era modern saat ini.

Netizen Indonesia pun ramai menyerbu akun Twitter Xinhua dengan komentar.

"Batik diambil dari bahasa Jawa 'ambatik' yang berarti menandai dengan titik-titik. Jadilah negeri yang bangga bukan dengan meniru dan mengklaim hak cipta bangsa lain," komentar akun @KikiNmaKecilku.

"Batik adalah salah satu bentuk seni paling maju dari warisan budaya Indonesia yang kaya. Pada tahun 2009, UNESCO mengakui batik Indonesia sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity," tulis pengguna Twitter @arifhasbullah.

Menurut laman situs web Intangible Cultural Heritage UNESCO, batik terdaftar sebagai warisan dunia yang berasal dari Indonesia. Batik Indonesia secara resmi diakui UNESCO dan dimasukkan ke dalam Daftar Representatif Budaya Non-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.

Dikutip dari Antara, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata saat itu mengatakan UNESCO mengakui batik Indonesia bersama dengan 111 nominasi mata budaya dari 35 negara, dan diakui serta dimasukkan dalam Daftar Representatif sebanyak 76 mata budaya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus