Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kartel narkoba Meksiko mulai merambah Kolombia. Mereka tidak hanya membeli kokain dari sana, namun mengirim ahli untuk memberi bimbingan pada petani koka untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reuters dalam laporannya Senin, 9 Mei 2022, menyebutkan kartel top Meksiko seperti Kartel Sinaloa dan Jalisco Nueva Generacion - yang memiliki pengaruh luas di Meksiko dan terlibat dalam kekerasan brutal untuk mengontrol rute narkoba - telah lama membeli kokain dari kelompok gerilya dan geng kriminal Kolombia.
Jika sebelumnya mereka beroperasi sebagai pembeli dan masih menghindari keterlibatan langsung dalam persaingan untuk bisnis mereka, kini mereka mengirimkan utusan ke beberapa daerah penghasil kokain, kata penduduk dan petani kepada Reuters.
Kartel Meksiko telah mendorong perubahan signifikan dalam varietas koka yang ditanam, membuat produksi kokain lebih tinggi, kata polisi anti-narkotika Kolombia. Cara koka ditanam telah berkontribusi pada peningkatan kuantitas dan kemurnian kokain yang diperdagangkan ke Amerika Serikat dan Eropa, kata polisi.
Peningkatan produksi dari jenis koka baru terlihat dalam angka dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan, dengan potensi produksi kokain meningkat selama tiga tahun terakhir bahkan ketika area yang ditanami berkurang.
Sejumlah orang dikirim oleh kartel untuk memandu produksi, serta pembelian dan transportasi, kata Jenderal Fernando Murillo, kepala divisi investigasi polisi nasional Kolombia DIJIN.
"Mereka melakukannya untuk jaminan dan keyakinan akan kemurnian zat yang dijual kepada mereka," katanya.
Petani koka, informan, dan penyelundup yang ditangkap telah merinci kepada polisi dan militer bagaimana utusan Meksiko melakukan kontrol kemurnian, menjaga hubungan dengan seluruh spektrum kelompok bersenjata Kolombia dan menegosiasikan harga, kata Murillo.
Biji koka adalah produk dari pekerjaan budidaya yang didanai oleh kartel dan dilaksanakan petani berpengalaman, kata Jenderal Ricardo Alarcon, direktur polisi anti-narkotika.
Selama tiga tahun terakhir, unitnya telah mendeteksi 14 adaptasi yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas. Tidak ada bukti benih tersebut dimodifikasi secara genetik, katanya.
Sumber-sumber PBB, polisi dan militer, serta petani dan aktivis hak asasi manusia, setuju bahwa lonjakan produktivitas baru-baru ini disebabkan oleh pemilihan varietas unggul yang cermat.
Seorang petani koka di provinsi Norte de Santander mengatakan, perwakilan kartel dan mitra bisnis Kolombia mereka mulai mendistribusikan varietas yang lebih produktif dua tahun lalu, dan memerintahkan petani untuk menanamnya.
Meskipun area yang ditanami koka turun pada tahun 2020, 2019 dan 2018, perkiraan produksi kokain dan hasil rata-rata kokain hidroklorida per hektar budidaya meningkat setiap tahun, menurut angka PBB.
Pada 2020, tahun terakhir yang angkanya tersedia, potensi produksi tahunan naik 8% menjadi 1.228 metrik ton, sementara hasil per hektar naik 18% menjadi 7,9 kilogram.
Potensi produksi mengacu pada jumlah yang akan dihasilkan jika semua daun koka diolah menjadi kokain murni.
Reuters