Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kasus Penembakan di Thailand Salah Satu yang Terparah di Asean

Dibandingkan Indonesia dan Malaysia, jumlah kasus kematian akibat penembakan di Thailand lebih besar.

9 Februari 2020 | 12.44 WIB

Aksi Jakrapanth Thomma saat melakukan aksi penembakan brutal yang tertangkap kamera CCTV pusat perbelanjaan Terminal 21 pada Sabtu, 8 Februari 2020. Melansir dari Reuters, petugas akhirnya menembak mati pelaku pada Ahad, 9 Februari 2020 setelah memburu pelaku yang sempat bersembunyi di basement mal. REUTERS
Perbesar
Aksi Jakrapanth Thomma saat melakukan aksi penembakan brutal yang tertangkap kamera CCTV pusat perbelanjaan Terminal 21 pada Sabtu, 8 Februari 2020. Melansir dari Reuters, petugas akhirnya menembak mati pelaku pada Ahad, 9 Februari 2020 setelah memburu pelaku yang sempat bersembunyi di basement mal. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus penembakan puluhan pengunjung Terminal 21 Mall di Thailand, Sabtu kemarin, menambah daftar panjang kasus penembakan di Thailand. Thailand sendiri, menurut situs GunPolicy.Org, yang dikelola oleh University of Sydney, disebut sebagai salah satu negara dengan kasus penembakan terparah di Asia tenggara.

Berdasarkan data dari situs terkait, per tahun 2016, total ada 1729 kematian yang disebabkan oleh kasus penembakan di Thailand. Sementara itu, rata-rata jumlah korban meninggal akibat penembakan adalah 2,54 per 100.000 orang.

Dibandingkand dengan Indonesia, angka kasus penembakan di Thailand jauh lebih tinggi. Di periode yang sama, ada 1292 kasus penembakan di Indonesia yang menyebabkan kematian. Sementara itu, rata-rata angka kasus pembunuhan per 100.000 orang adalah 0,50.

Perbedaan angka tersebut semakin jauh ketika dibandingkan dengan Malaysia. Total kasus penembakan di Malaysia adalah 71 orang di tahun 2016. Adapun rata-rata angka kasus pembunuhan per 100.000 orangnya adalah 0,24.

Tingginya angka kasus penembakan di Thailand diyakini tak lepas dari mudahnya mendapatkan senjata api di sana. Mengutup situs Washington Post, untuk bisa memiliki senjata api di Thailand, yang dibutuhkan hanyalah alasan jelas, usia 20 tahun, dan tidak memiliki rekam jejak kriminal. Adapun yang masuk kategori alasan jelas untuk memiliki senjata api adalah untuk kepentingan berburu, kepentingan militer, dan pertahanan diri.

Dalam kasus penembakan di Terminal 21, yang dilakukan personil militer Jakrapanth Thomma (32), senjata yang dipakai adalah senjata-senjata yang biasa dipakai untuk keperluan militer. Salah satunya, berdasarkan keterangan di Washington Post, ada HK G3 rifle. Adapun senjata-senjata itu diambil Thomma dari kamp militer dalam perjalanannya ke Terminal 21.

Hingga berita ini ditulis, belum diketahui apa alasan Thomma melakukan penembakan di Terminal 21 yang membunuh 20 orang dan melukai 42 orang. Selain itu, belum diketahui juga senjata apa saja yang Ia ambil karena Kepolisian masih melakukan pemeriksaan.

"Kami masih tidak tahu kenapa ia melakukannya. Sepertinya ia sakit jiwa," ujar jubir Kementerian Pertahanan Thailand, Kongcheep Tantrawanit, perihal penembakan di Thailand.

ISTMAN MP | GUNPOLICY.ORG | WASHINGTON POST

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus