Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Teheran – Pemimpin Spiritual Ayatullah Ali Khamenei, dan Presiden Hassan Rouhani, mengutuk serangan bersenjata terhadap parade militer Iran di Kota Ahvaz, yang terletak di barat daya Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
Ayatullah Khamenei menuding serangan, yang menewaskan sedikitnya 29 orang termasuk tentara, perempuan, anak-anak dan jurnalis itu, dilakukan sekutu Amerika Serikat di wilayah Timur Tengah. Sedikitnya 50 orang terluka akibat serangan ini.
“Kejahatan ini merupakan lanjutan dari plot negara-negara regional yang menjadi boneka dari Amerika Serikat. Tujuan mereka menciptakan rasa tidak aman di negara kita,” kata Khamenei dalam pernyataan seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu, 22 September 2018 waktu setempat.
Baca:
Khamenei tidak menyebut nama negara Arab yang dimaksud namun sekutu AS di wilayah ini yang menjadi musuh bebuyutan Iran adalah Israel, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Tentara Iran berlindung saat terjadinya penembakan ketika parade militer peringatan perang dengan Irak pada 1980-1988 di Ahvaz, Iran, 22 September 2018. (AP Photo/Mehr News Agency, Mehdi Pedramkhoo)
Sedangkan Presiden Hassan Rouhani, seperti dilansir Reuters, memerintahkan aparat keamanan untuk mencari tahu siapa pelaku penyerangan yang menembaki peserta parade dan masyarakat yang menonton di lokasi acara. Rouhani menjanjikan balasan keras kepada kelompok pelaku penyerangan.
Baca:
Parade militer di Kota Ahvaz ini merupakan bagian dari peringatan tahunan perang dengan rezim Irak Saddam Hussein, yang berlangsung pada 1980 – 1988.
Para pelaku menyamar dengan mengenakan seragam militer dan menyerang tiba-tiba dengan senapan dari sisi lokasi acara. Tiga pelaku tewas ditembak dan seorang lainnya berhasil ditangkap. Namun, pelaku yang tertangkap ini juga tewas akibat luka yang dideritanya.
Foto:
Deputi Gubernur Provinsi Khuzestan, Ali-Hossein Hosseinzadeh, mengatakan kepada media ISNA bahwa ada sekitar 9 tentara tewas tertembak pelaku dan juga seorang jurnalis.
Seorang tentara Iran yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan mereka terkejut ketika terjadi penyerangan itu. “Kami tiba-tiba menyadari ada sejumlah orang bersenjata mengenakan pakaian militer palsu mulai menembaki rekan kami dari balik panggung. Mereka juga menembaki perempuan dan anak-anak,” kata dia.