Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan hubungannya dengan Presiden Donald Trump adalah hubungan yang istimewa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kim Kye Gwan, mantan negosiator nuklir yang sekarang menjabat sebagai penasihat pemimpin Korea Utara, mengatakan Kim Jong Un dan Trump menikmati hubungan dekat, seperti dikutip dari CNN, 24 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya dengan tulus berharap bahwa motif menjadi dorongan untuk mengatasi semua hambatan antara DPRK dan AS, dan untuk memajukan hubungan bilateral ke arah yang lebih baik akan diberikan atas dasar hubungan dekat," kata diplomat dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan dalam kantor berita milik negara KCNA.
Pernyataan itu secara mengejutkan optimis mengingat pembicaraan tingkat kerja antara Washington dan Pyongyang di Swedia runtuh awal bulan ini.
Para diplomat Korea Utara mengatakan mereka memutuskan perundingan itu karena apa yang mereka sebut sebagai sikap keras AS. Departemen Luar Negeri tidak setuju, mengatakan kedua belah pihak memiliki diskusi yang baik.
Presiden Donald Trump bersalaman dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un,berbincang di zona demiliterisasi (DMZ) Korea, 30 Juni 2019. Ini adalah pertemuan ketiga antara Donald Trump dan Kim Jong Un. KCNA via REUTERS
Tidak seperti pendahulunya, Trump telah mengadopsi pendekatan naik-turun untuk negosiasi nuklir dengan Korea Utara.
Korea Utara secara terbuka menyatakan penghargaan atas upaya Trump, tetapi telah mengkritik orang-orang di sekitarnya karena tampaknya sulit dijelaskan. Kim Jong Un mengatakan dalam pidato kebijakan penting pada bulan April bahwa ia akan memberikan pemerintahan Trump hingga akhir tahun untuk mengubah strategi negosiasi.
"Masalahnya adalah bertentangan dengan penilaian politik dan niat Presiden Trump, lingkaran politik Washington dan pembuat kebijakan DPRK dari pemerintahan AS yang bermusuhan dengan DPRK tanpa alasan, sibuk dengan mentalitas dan prasangka ideologis Perang Dingin," kata Kim Kye Gwan merujuk pada strategi AS dalam pidato Kim Jong Un.