Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Kisah Orang Tua di Cina Donorkan Kornea Anak

Orang tua di Cina mendonorkan mata anak mereka yang sudah meninggal untuk mewujudkan keinginan anaknya yang ingin menjadi dokter.

25 November 2018 | 09.00 WIB

Publik Cina tersentuh dengan kisah seorang remaja di Inner Mongolia, yang tewas karena sebuah kecelakaan. Kedua orang tua remaja itu, mendonorkan kornea mata anaknya karena alasan yang sangat menyentuh. Sumber: China Daily/Asia News Network/asiaone
Perbesar
Publik Cina tersentuh dengan kisah seorang remaja di Inner Mongolia, yang tewas karena sebuah kecelakaan. Kedua orang tua remaja itu, mendonorkan kornea mata anaknya karena alasan yang sangat menyentuh. Sumber: China Daily/Asia News Network/asiaone

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Publik Cina tersentuh dengan kisah seorang remaja di Inner Mongolia, yang tewas karena sebuah kecelakaan. Kedua orang tua remaja itu, mendonorkan kornea mata anaknya karena alasan yang sangat menyentuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dikutip dari asiaone.com, Sabtu, 24 November 2018, remaja itu diketahui bernama Yuze, 13 tahun, yang nama keluarganya tidak dipublikasi. Yuze meninggal pada Kamis, 22 November 2018, di rumah sakit Tiantan, Beijing, karena kegagalan organ. Yuze mengembuskan nafas terakhir setelah ditransfer dari Rumah Sakit Rakyat Inner Mongolia pada 16 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kedua orang tua Yuze memutuskan untuk mendonorkan kornea putra mereka karena Yuze bercita-cita menjadi dokter agar bisa menolong orang.

Ibu Yuze menceritakan, putranya suka menonton film kartun dari Amerika Serikat dan terinspirasi untuk menjadi seorang pahlawan. Itu terlihat dari kehidupan sehari-harinya, dimana Yuze sangat suka menolong orang lain.

"Dia ingin menjadi dokter yang merawat orang sakit dan membawa kebaikan pada dunia. Jadi, kami ingin mewujudkan keinginanya dengan mendonasikan kedua kornea matanya. Kami telah menghubungi sebuah rumah sakit di ibu kota Beijing dan Yuze pasti gembira dengan langkah ini," kata ibu Yuze yang tidak dipublikasi ke publik identitasnya.

Rumah sakit Tiantan tidak sanggap menolong Yuze karena telah mengalami kerusakan otak. Dia juga tidak mengalami kemajuan mulai pertolongan pertama diberikan hingga ajal menjemputnya.

Yuze adalah murid SMP di Sekolah Beijing Normal University Experimental. Kecelakaan terjadi pada 3 Oktober 2018 ketika dia dalam perjalanan ke Inner Mongolia untuk berlibur bersama ayah, nenek dan tantenya.

Mobil yang mereka kendarai menabrak sesuatu di jalan, semacam sebuah ban. Hal ini membuat mobil mogok dan memaksa mereka keluar dari mobil. Namun sebuah mobil di belakang mereka menabrak benda yang sama dan dengan cepat menimpa mereka. Yuze mengalami luka serius, sedangkan nenek dan tantenya meninggal di tempat.

Kisah Yuze menarik perhatian publik dan menjadi viral ketika dia ditransfer ke rumah sakit Tiantan, Beijing. Dalam perjalanan itu, semua kendaraan di Inner Mongolia, Provinsi Hebei, Cina hingga ke ibu kota Beijing diminta mengosongkan jalan agar ambulan yang membawa Yuze lekas tiba di rumah sakit yang dituju.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus