Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Militer Thailand, Jenderal Apirat Kongsompong, meminta maaf atas insiden penembakan di Thailand yang melibatkan bawahannya, Jakrapanth Thomma (32). Ia mengatakan, Thomma bukan lagi bagian dari militer Thailand begitu ia menembak penduduk sipil.
"Sebagai komandan, saya meminta maaf dan berduka atas apa yang terjadi. Saya benar-benar kecewa bahwa pelaku penembakan tersebut adalah seorang tentara," ujar Kongsompong sebagaimana dikutip dari Bangkok Post, Selasa, 11 Februari 2020.
Sebagaimana telah diberitakan, Thomma membantai puluhan pengunjung mal Terminal 21, Nakhon Ratchasima, pada akhir pekan lalu. Menggunakan senapan mesin yang ia punya, ia membunuh 30 orang dan melukai setidaknya 58 pengunjung mal itu.
Insiden penembakan itu sendiri berlangsung selama 17 jam, dari hari Sabtu hingga Ahad. Aksi Thomma baru berhenti ketika satuan militer Second Army Region menembaknya karena yang bersangkutan enggan bersikap kooperatif. Ironisnya, Second Army Region adalah satuan militer tempat Thomma mengabdi sebelumnya.
Atas aksi Thomma, Kongsompong mengatakan dirinya siat bertanggung jawab. Ia meminta warga dan keluarga korban untuk tidak menyalahkan seluruh satuan militer Thailand karena mereka juga sudah mengusahakan yang terbaik untuk negara.
Adapun untuk mencegah peristiwa serupa terjadi ke depannya, Kongsompong berjanji akan mengevaluasi kondisi militer Thailand yang ia pimpin. Terutama, soal sengketa atau konflik antara personil dan atasan militer.
"Saya telah membuka saluran komunikasi untuk prajurit-prajurit pangkat rendah yang ingin melayangkan protes atas tindakan atasannya. Saluran ini akan bersifat permanent," ujart Kongsompong.
Penembakan di Thailand dipastikan dipicu oleh sengketa tanah yang tengah dihadapi Thomma. Sengketa tersebut melibatkan salah satu atasan militernya yang juga telah ia bunuh. Dalam unggahannya di media sosial saat beraksi di Terminal 21, Thomma memprotes orang-orang yang mengambil keuntungan dengan cara mencurangi orang lain. "Apakah mereka pikir uang itu bakal bisa mereka bawa ke neraka?" ujar Thomma.
ISTMAN MP | BANGKOK POST
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini