Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Korea Utara Uji Coba Rudal Hwasong-17, Bisa Jangkau AS

Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke arah laut di lepas pantai timurnya pada Kamis, diduga sebagai Hwasong-17

24 Maret 2022 | 16.25 WIB

Rudal balistik antarbenua Hwasong-17 yang mampu menghantam daratan AS yang terungkap pada parade militer menandai peringatan 75 tahun berdirinya Partai Buruh Korea. (Tangkapan layar dari Rodong Sinmun/Yonhap News)
Perbesar
Rudal balistik antarbenua Hwasong-17 yang mampu menghantam daratan AS yang terungkap pada parade militer menandai peringatan 75 tahun berdirinya Partai Buruh Korea. (Tangkapan layar dari Rodong Sinmun/Yonhap News)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke arah laut di lepas pantai timurnya pada Kamis, 24 Maret 2022, kata militer di Korea Selatan dan Jepang. Diduga rudal yang dites itu Hwasong-17.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ini merupakan peluncuran pertama rudal terbesar negara bersenjata nuklir itu sejak 2017, dan merupakan eskalasi besar dalam pengembangan senjata Korea Utara yang berpotensi mampu mengirimkan hulu ledak nuklir di mana pun di Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kembalinya Korea Utara ke tes senjata utama juga menimbulkan masalah keamanan nasional baru bagi Presiden AS Joe Biden saat ia menanggapi invasi Rusia ke Ukraina, dan menghadirkan tantangan bagi pemerintahan konservatif Korea Selatan yang akan datang.

Pihak berwenang Jepang mengatakan peluncuran itu tampaknya merupakan "jenis baru" rudal balistik antarbenua yang terbang selama sekitar 71 menit menempuh jarak 1.100 km dari lokasi peluncurannya.

Rudal mendarat di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang, 170 km barat prefektur utara Aomori, pada pukul 15:44 waktu setempat, kata penjaga pantai.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan telah mendeteksi peluncuran "proyektil tak dikenal" dari Korea Utara, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Dikatakan peluncuran itu diasumsikan sebagai rudal jarak jauh, mungkin sebuah ICBM yang ditembakkan pada lintasan "tertinggi" ke luar angkasa, kantor berita Yonhap melaporkan.

Pada 16 Maret, Korea Utara meluncurkan rudal yang diduga meledak tak lama setelah lepas landas di atas Pyongyang, kata militer Korea Selatan, di tengah laporan bahwa Korea Utara yang memiliki senjata nuklir berusaha untuk menguji coba rudal 

Berikutnya: Hwasong-17 rudal mobile terbesar di dunia

Bulan ini, pemimpin Kim Jong Un mengatakan Korea Utara akan segera meluncurkan beberapa satelit untuk memantau pergerakan militer Amerika Serikat dan sekutunya.

Korea Utara terakhir mengadakan tes ICBM penuh pada 29 November 2017, dengan mengatakan telah berhasil meluncurkan jenis ICBM baru, yang disebut Hwasong-15, yang dapat menjangkau seluruh daratan AS. Rudal itu terbang selama 53 menit.

Di tengah kesibukan diplomasi pada 2018, Kim mendeklarasikan moratorium yang diberlakukan sendiri untuk pengujian ICBM dan senjata nuklir, tetapi karena pembicaraan denuklirisasi terhenti, mereka melanjutkan pengujian.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong, melihat rudal balistik antar benua Hwasong-15 yang siap diluncurkan saat uji coba di Pyongyang, 30 November 2017. Hwasong-15 yang dapat mencapai ketinggian 4.475km maka mampu untuk mencapai daratan Amerika Serikat. REUTERS/KCNA

Pada 19 Januari, Korea Utara mengatakan akan memperkuat pertahanannya terhadap Amerika Serikat dan mempertimbangkan untuk melanjutkan "semua kegiatan yang ditangguhkan sementara", menurut kantor berita negara KCNA, sebuah referensi yang jelas untuk moratorium yang diberlakukan sendiri.

Analis mengatakan Hwasong-17 "jauh lebih besar" daripada Hwasong-15, dan pertama kali diluncurkan pada Oktober 2020 dan kemudian ditampilkan untuk kedua kalinya pada Oktober 2021.

Rudal tersebut, yang telah ditampilkan pada kendaraan pengangkut dengan 11 as, akan menjadi salah satu ICBM mobile terbesar di dunia saat beroperasi.

Diameter Hwasong-17 diperkirakan antara 2,4 meter dan 2,5 meter, dengan massa totalnya, ketika bahan bakar penuh, mungkin berkisar antara 80.000 kg hingga 110.000 kg, kata 38 North, sebuah program berbasis di AS yang memantau Korea Utara.

Reuters

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus