Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menolak ultimatum negara-negara Eropa untuk menyelenggarakan pemilu dini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pekan lalu, Inggris, Prancis, Jerman dan Spanyol mengultimatum Maduro agar menggelar pemilu baru atau mereka akan mengakui presiden sementara Juan Guaido.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami tidak menerima ultimatum dari siapapun," kata Maduro saat wawancara di televisi swasta LaSexta, dikutip dari CNN, 4 Februari 2019.
"Seolah-olah saya pergi ke UE dan berkata, 'Saya memberi Anda tujuh hari untuk mengenali republik Catalonia atau jika tidak, kami akan mengambil tindakan.' Tidak, tidak. Politik internasional tidak dapat mendasarkan dirinya pada ultimatum. Itu adalah jaman imperialisme atau koloni," lanjut Maduro.
Sementara itu, delapan negara Eropa bergabung dengan Amerika Serikat dalam mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela pada Senin.
Ribuan pendukung oposisi turun ke jalan saat melakukan aksi protes menuntut Presiden Venezuela Nicolas Maduro mundur di Caracas, Venezuela, 2 Februari 2019. Aksi protes tersebut dilakukan saat pertemuan ke-20 Revolusi Bolivaria di Caracas. REUTERS/Adriana Loureiro
Reuters melaporkan Inggris, Prancis, Spanyol, Portugal, Swedia, Denmark, Austria dan Jerman datang setelah berakhirnya tenggat waktu delapan hari yang ditetapkan akhir pekan lalu bagi Maduro untuk mengadakan pemilihan baru.
Pemimpin Venezuela, dituduh menjalankan negara OPEC dari 30 juta orang seperti kediktatoran dan menghancurkan ekonominya. Maduro mengatakan elit penguasa Eropa dengan cara menjilat mengikuti agenda Presiden Donald Trump.
Rusia dan Cina, yang telah menanamkan miliaran dolar investasi dan pinjaman ke Venezuela, mendukung Maduro dalam perpanjangan pergolakan geopolitik dengan Amerika Serikat.
"Saya mengenali presiden majelis Venezuela, Mr Juan Guaido, sebagai presiden yang bertanggung jawab atas Venezuela," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan dalam sebuah pernyataan di televisi, mendesak Nicolas pemilihan Venezuela yang bebas dan adil sesegera mungkin.