Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Mahathir Minta Malaysia Rebut Singapura dan Riau, Klaim Masih Bagian Johor

Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia semestinya mengklaim Singapura dan Riau jadi wilayahnya.

21 Juni 2022 | 17.38 WIB

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad saat memberikan kuliah umum dalam Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022. Mahathir Mohamad memberikan kuliah umum dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NasDem dengan forum yang bertema 'Politik Membangun Peradaban Hubungan ASEAN dan Tantangan ke Depan'. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad saat memberikan kuliah umum dalam Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2022. Mahathir Mohamad memberikan kuliah umum dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NasDem dengan forum yang bertema 'Politik Membangun Peradaban Hubungan ASEAN dan Tantangan ke Depan'. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengklaim Singapura dan Riau merupakan bagian dari Johor. Mahathir yang pernah menjabat dua kali sebagai perdana menteri Malaysia menyatakan, Singapura dan Riau harus dikembalikan ke Johor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Seharusnya kita tidak hanya menuntut agar Pedra Branca, atau Pulau Batu Puteh, dikembalikan kepada kita, tetapi kita juga harus menuntut kembalinya Singapura dan Kepulauan Riau ke Malaysia sebagai tanah Melayu,” kata anggota parlemen berusia 96 tahun untuk Langkawi itu dalam pidatonya Minggu, 19 Juni 2022, seperti dikutip Yahoo Singapore. Pernyataan Mahathir itu kemudian mendapat tepuk tangan meriah dari para pendengarnya.

Menurut Mahathir Mohamad secara historis, tanah Melayu terbentang dari Tanah Genting Kra di Thailand selatan hingga Kepulauan Riau. Namun hari ini, Malaysia hanya tinggal semenanjung.
"Saya bertanya-tanya apakah semenanjung ini akan terus kita miliki. Saya khawatir dengan masa depan orang Melayu, apakah tanah semenanjung juga akan dimiliki oleh pihak lain,” katanya. Mahathir menambahkan, ketidakmampuan Malaysia selaras dengan ketidakberdayaannya menegakkan hak-hak mereka.

Dalam pidato bertajuk Melayu dan Kelangsungan Bangsa, dia mengklaim sudah separuh tanah Malaysia dimiliki asing. “Banyak orang Melayu yang tidak sadar bahwa negaranya yang dulunya besar menjadi kecil. Dan negara kecil ini pun akan rugi karena miskin,” katanya.

Mahathir Mohamad berbicara di acara Aku Melayu: Survival Bermula (I'm Malay: Survival Begins) di Selangor. Acara itu diselenggarakan oleh Kongres Survival Melayu atau Kongres untuk Kelangsungan Hidup Melayu, sebuah kelompok dari beberapa LSM.

Pada tahun 2008, Mahkamah Internasional memberikan Pedra Branca ke Singapura. Malaysia mengajukan peninjauan atas putusan tersebut pada 2017 tetapi menarik permohonan peninjauan tersebut setahun kemudian setelah Mahathir Mohamad menjadi perdana menteri untuk kedua kalinya. 

Baca: Alasan Mahathir Mohamad Sebut Malaysia Tertinggal dari Indonesia
 
YAHOO SINGAPORE
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan pada 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus