Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Nobel bidang perdamaian Malala Yousafzai memohon kepada dunia agar jangan berkompromi dalam hal perlindungan hak-hak perempuan setelah Afghanistan di ambil alih Taliban. Malala, 24 tahun, waswas Taliban akan melakukan tindakan seperti yang mereka lakukan sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Malala pernah ditembak oleh Taliban saat dia pulang sekolah pada 2012 silam. Saat ini beberapa negara dan organisasi di dunia mengambil sejumlah langkah untuk membuka pintu komunikasi dengan Taliban.
Taliban pernah berkuasa di Afghanistan 20 tahun silam atau pada 1996 – 2001.
“Kita tidak bisa berkompromi terkait perindungan hak-hak perempuan dan perlindungan pada martabat manusia. Sekarang kita waktunya berpegang teguh pada komitmen dan memastikan bahwa hak perempuan Afghanistan terlindungi. Salah satu hak terpenting itu adalah pendidikan,” kata Malala di sela-sela sidang umum PBB, yang bergabung secara online.
Sejumlah anak-anak belajar di ruang kelas sebuah sekolah di Kabul, Afghanistan, 18 September 2021. Sebagian besar sekolah di Ibu Kota Kabul masih tutup sejak kelompok radikal Taliban mengambil alih kekuasaan sebulan lalu. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Beberapa pemimpin dunia sudah berjanji akan mengupayakan hak-hak perempuan Afghanistan dalam sidang tahunan PBB pada pekan ini. Namun masih belum jelas bagaimana mereka akan mengupayakannya.
Hak-hak perempuan Afghanistan kini terancam setelah kelompok garis keras Taliban mengambil alih Pemerintahan Afghanistan pada 20 Agustus 2021 atau 20 tahun setelah mereka digulingkan dari kekuasaan yang dipimpin oleh Amerika Serikat menyusul serangan teroror 11 September 2001 yang menyerang Negeri Abang Sam.
Sumber: Reuters