Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Inggris John Major ikut mengomentari pengunduran diri Boris Johnson dari kuris Perdana Menteri. Major menilai Johnson harusnya tidak lagi bertahan di Downing Street hingga penggantinya terpilih, namun seharusnya angkat kaki sekarang demi kebaikan negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Proposal agar perdana menteri tetap berada di kantor Perdana Menteri sampai tiga bulan ke depan setelah kehilangan dukungan sebagian besar kabinetnya dan anggota partainya di parlemen, itu hal yang tidak bijak dan mungkin bisa menimbulkan ketidakstabilan,” kata Major.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan pembaruan tentang pembatasan santai yang diberlakukan di negara itu selama pandemi penyakit virus corona (COVID-19) pada konferensi pers di dalam Downing Street Briefing Room di London, Inggris 12 Juli 2021. [Daniel Leal-Olivas/ Kolam renang melalui REUTERS]
Johnson pada Kamis, 7 Juli 2022, mengumumkan pengunduran diri setelah dia ditinggalkan oleh sejumlah menterinya dan sebagian besar politikus dari partainya sendiri, yakni Partai Konservatif. Johnson, yang memenangkan pemilu pada 2019 lalu, memutuskan mundur setelah serangkaian skandal.
“Semua opsi ini tidak ada yang ideal, namun kepentingan negara harus menjadi prioritas dibanding lainnya. Demi kesejahteraan negara secara keseluruhan, Mr. Johnson seharusnya tidak tetap berada di Downing Street,” kata Major.
Dalam politik Inggris, Johnson tercatat sebagai tokoh yang berhasil membawa Inggris keluar dari Uni Eropa. Sedangkan Juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov secara terbuka mengakui dia tak suka Johnson.
“Dia (Johnson) tidak menyukai kami, kami pun tidak menyukainya juga,” kata Peskov, tak lama setelah Johnson mengumumkan pengunduran diri.
Johnson masih akan menjalankan tugas-tugas sebagai Perdana Menteri Inggris hingga penggantinya terpilih. Dalam pidato pengunduran dirinya, Johnson mengatakan kepada masyarakat Ukraina bahwa Inggris akan melanjutkan dukungan bagi kebebasan negara itu selama diperlukan.
Sejumlah politikus Rusia pada Kamis, 7 Juli 2022, tampak bereaksi positif atas pengunduran diri Perdana Menteri Johnson. Mereka menyebut pemimpin Inggris itu sebagai seorang badut bodoh, yang akhirnya ‘mendapatkan hadiah’ karena sudah mempersenjatai Ukraina untuk melawan Rusia.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.