Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belgia adalah rumah bagi Uni Eropa, sebuah organisasi kerja sama terbesar di Benua Biru. Markas Uni Eropa yang terletak di Rue Wiertz 60, ibu kota Brussel, rupanya boleh dikunjungi wisatawan meski hanya area tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada pekan pertama April 2019 lalu, Tempo dan tiga media dari Indonesia lainnya berkesempatan menyambangi kantor pusat parlemen Eropa. Pada pukul 9 pagi, area lobi parlemen Eropa sudah dipadati wartawan dan pengunjung yang umumnya para mahasiswa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gedung setinggi 24 lantai itu bukan hanya tempat bersidangnya anggota parlemen Uni Eropa, namun juga menjadi 'rumah' bagi ribuan wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.
Salah satu ruang jumpa pers di gedung parlemen Eropa. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Uni Eropa saat ini beranggotakan 28 negara. Kondisi membuat ibu kota Brussel menjadi magnet bagi wartawan yang ingin melakukan peliputan segala kegiatan dan isu terkait Uni Eropa. Melalui Press Briefing yang diadakan setiap hari, wartawan bebas bertanya apapun tentang Uni Eropa dan kebijakannya pada masing-masing negara anggota.
Dikutip dari cleareurope.eu, Brussel menjadi rumah terbesar di dunia bagi wartawan menyusul keberadaan markas Uni Eropa di kota itu. Jumlah wartawan terakreditasi di sana itu terus meningkat jumlahnya.
Pada 1976, ada sekitar 259 wartawan yang terdaftar dan jumlah itu terus naik. Pada September 2013, ada sekitar 1.022 wartawan yang bertugas di Uni Eropa, namun jumlah itu turun menjadi 934 orang karena ada pemisahan antara teknisi, kameramen, produser dan fotografer.
Pada awal 2019, diperkirakan ada lebih dari seribu wartawan yang bertugas di Uni Eropa. Mereka bukan hanya berasal dari negara anggota Uni Eropa, tapi berasal dari berbagai belahan dunia.
Press Room atau ruang wartawan di gedung Parlemen Eropa, Brussels, yang dilengkapi dengan komputer dan layar TV serta wifi. Ruang ini sekarang sering sepi karena wartawan lebih banyak meliput langsung ke ruang-ruang sidang terbuka atau tugas peliputan lainnya. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Hampir separuh dari jumlah wartawan yang bertugas meliput kegiatan Uni Eropa adalah koresponden. Sedangkan media terbesar yang melakukan peliputan adalah stasiun-stasiun televisi Brussel, disusul dengan stasiun televisi ARD dari Jerman.
Jerman adalah negara inti dan paling berpengaruh di Uni Eropa menyusul perekonomian negara itu yang terbesar di Benua Biru.
Stasiun televisi lainnya terbesar di Brussel adalah Xinhua, Europolitics, Reuters dan BBC. Data pada Mei 2012 memperlihatkan sekitar 40 persen wartawan di kota Brussel berasal dari media cetak, 29 persen wartawan TV dan radio, sisanya kantor berita.
Acara Press Briefing yang dilakukan Uni Eropa setiap hari. Wartawan bisa bertanya tentang isu apa saja. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Jerman tercatat sebagai negara yang mengirimkan kontingen wartawan terbesar ke Brussel, yakni 113 wartawan terakreditasi. Disusul Inggris dengan 109 wartawan, sedangkan wartawan Belgia sendiri yang terakreditasi di Uni Eropa hanya sekitar 77 orang.
Wartawan asal Cina yang terakreditasi di Uni Eropa mengalami kenaikan signifikan. Pada 2004 hanya 17 wartawan yang bertugas di sana dan membengkak menjadi 43 orang setelah 8 tahun kemudian.
Saat Tempo ikut menyaksikan acara Press Briefing di Parlemen Eropa, terlihat puluhan wartawan hadir dan mengajukan pertanyaan mengenai berbagai isu. Umumnya, mereka menanyakan isu terkait kebijakan Uni Eropa di negara asal si wartawan. Mereka yang boleh bertanya hanyalah wartawan sudah terakreditasi di Uni Eropa.