Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Gelombang panas terburuk melanda Inggris.
Sonia Gandhi terseret kasus penggelapan dana partai untuk membeli real estat.
Pasokan gas Rusia ke Eropa seret dan krisis gas mengintai.
Inggris
Gelombang Panas Terburuk
UNTUK pertama kalinya suhu menembus 40 derajat Celsius di tengah gelombang panas yang melanda Inggris. Bandar Udara Heathrow Airport menjadi tempat pertama yang suhunya mencapai 40,2 derajat Celsius pada Rabu waktu setempat, 20 Juli lalu. BBC melaporkan gelombang panas ini memicu kebakaran besar di beberapa permukiman, beberapa rel kereta api bengkok, jalan aspal melengkung, dan sejumlah jalur listrik putus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri di Kantor Kabinet Inggris, Kit Malthouse, memperingatkan bahwa pada musim panas ini cuaca panas mungkin akan lebih panjang dan risiko kebakaran tetap tinggi. “Itulah sebabnya kami memperlakukan gelombang panas ini sebagai ujian yang tepat bagi ketahanan nasional dan perencanaan kontingensi kami,” katanya di depan parlemen. Malthouse juga menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk bebas karbon (net zero) pada 2050. “Dampak perubahan iklim ada pada kita sekarang,” ucapnya seperti dikutip BBC.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belakangan ini, gelombang panas menjadi lebih sering, lebih intens, dan lebih lama terjadi karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Sebagian besar wilayah Eropa dan Afrika Utara sedang dilanda cuaca panas ekstrem. Kebakaran hutan dilaporkan terjadi di Prancis, Spanyol, Portugal, Yunani, dan Maroko.
India
Sonia Gandhi Terseret Kasus Penggelapan Dana Partai
SONIA Gandhi, presiden partai oposisi Kongres Nasional India, diperiksa penyelidik Departemen Pemberdayaan Kementerian Keuangan, Kamis, 21 Juli lalu. Menantu mantan perdana menteri Indira Gandhi itu dan putranya, Rahul Gandhi, diduga menyelewengkan dana partai senilai 902,5 juta rupee atau Rp 169 miliar untuk memiliki real estat melalui Associated Journals Limited, perusahaan penerbit koran National Herald yang didirikan Jawaharlal Nehru.
Sonia Gandhi, menghadiri pertemuan partai di New Delhi, India, Agustus 2019. REUTERS/Anushree Fadnavis
Kasus ini diajukan sembilan tahun lalu oleh Subramanian Swamy, anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata (BJP), partai pimpinan Perdana Menteri India Narendra Modi. Partai Kongres menuduh BJP menggunakan kasus ini untuk menjatuhkan Sonia dan menggelar demonstrasi di parlemen. “Ini konspirasi untuk membungkam kami dan berintensi menyingkirkan partai oposisi,” tutur Pawan Khera, juru bicara partai Kongres, seperti dikutip Press TV.
BJP membalas dengan menyatakan bahwa selama pemerintahan di bawah Kongres ada juga beberapa tuduhan korupsi. “Dulu mereka (Kongres) menjarah dan mengganggu kehidupan masyarakat dengan dalih pengentasan kemiskinan. Hari ini mereka turun ke jalan untuk melindungi pemimpin mereka yang terjebak dalam skandal korupsi dan membuat kemacetan lalu lintas. Apakah mungkin mengharapkan perilaku beradab dari pengikut preman Sonia?” ucap Menteri Pendidikan Tinggi Ashwath Narayan.
Jerman
Pasokan Gas Rusia Seret
PASOKAN gas Rusia ke Eropa melalui pipa Nord Steam berjalan lagi pada Kamis, 21 Juli lalu, setelah dimatikan selama 10 hari karena pemeliharaan. Namun gas yang mengalir hanya sekitar 30 persen dari kapasitas. Pasokan gas mulai seret sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu dan negara-negara Eropa menjatuhkan sanksi kepada negeri Vladimir Putin.
Menurut perkiraan resmi, cadangan gas Jerman sekitar 65 persen. Karena itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memprioritaskan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Deutsche Bank memperkirakan rumah tangga harus kembali menggunakan kayu bakar untuk pemanas pada musim dingin nanti dan pembangkit listrik mungkin akan menggunakan batu bara sebagai pengganti gas.
Putin menyalahkan Barat dan sanksinya sebagai penyebab seretnya pasokan gas, tapi Jerman membantahnya. “Moskow tidak menghindar dari penggunaan gandum dan pengiriman energi sebagai senjata,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz seperti dikutip DW.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo