Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah video viral di media sosial India memperlihatkan pertemuan mengharu-biru antara ibu dan anak laki-lakinya yang minggat dari rumah selama 22 tahun. Saat ‘hilang’, anak tersebut berumur 11 tahun dan setelah hilang 22 tahun, anak itu kembali sebagai seorang petapa (biksu) yang sedang mencari sedekah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ibu yang kehilangan anak itu bernama Bhanumati, adapun putranya dipanggil dengan Pinku. Pada 2002, Pinku kabur dari rumah setelah dimarahi ibunya karena bermain kelereng. Pinku minggat dalam keadaan marah dan dia tidak pulang sampai dua dekade kemudian.
Akan tetapi, pada akhir pekan lalu, Desa Kharauli, India, dikejutkan saat Pinku pulang kampung dalam kondisi sudah menjadi petapa. Warga lalu segera mengabarkan Bhanumati kalau putranya yang kabur sudah pulang. Kedua orang tua Pinku masih mengenali putranya dari sebuah luka lama di tubuhnya. Sayang, pertemuan itu berlangsung singkat karena Pinku memilih meninggalkan desa tempatnya tinggal, meski warga desa dan keluarganya memohon agar dia jangan pergi lagi.
Kejadian ini terekam dan videonya viral di media sosial, yang memperlihatkan pertemuan penuh emosi antara ibu dan anak. Dalam video terlihat, Pinku yang sudah menjadi laki-laki dewasa mengenakkan pakaian petapa yang sedang memainkan alat musik tradisional bernama sarangi. Dia pun menyanyi lagu bernada melankolis sambil meminta sedekah dari ibunya.
Pinku menyanyikan sejumlah lagu balada tentang Raja Bharthari, yang punya kisah mirip dengannya. Salah satu cerita yang dikisahkan adalah Raja Bharthari meninggalkan kekayaannya di Kerajaan untuk menjadi petapa. Saat Pinku bernyanyi, ibunya terlihat menyapu air matanya.
Cerita Pinku juga mengingatkan pada kasus Bhawal pada 1920. Ketika itu, ada seorang petapa kembali pengembaraan tiba-tiba muncul mengklaim sebagai reinkarnasi Ramendra Narayan Roy of Bhawal (sekarang menjadi Bangladesh). Awalnya, biksu itu dikira sudah meninggal karena hilang tanpa jejak selama satu dekade. Kasus ini disidangkan cukup lama di pengadilan.
Sumber: ndtv.com
Pilihan editor: Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini