Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

MUI Kecam Pembunuhan Muslim di Masjid Prancis

MUI mengecam pembunuhan seorang muslim keturunan Afrika di sebuah masjid di Prancis.

30 April 2025 | 20.53 WIB

Ilustrasi Penusukan. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Penusukan. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, merespons kasus pembunuhan terhadap seorang muslim di sebuah masjid di bagian selatan Prancis pada Jumat lalu. Sudarnoto menegaskan MUI mengecam kasus tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"MUI sangat berduka dan mengutuk keras," kata Sudarnoto dalam keterangan resminya, Selasa, 29 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sudarnoto menilai peristiwa ini yang sangat menyedihkan. Menurut dia, kasus ini semakin membuktikan kepada masyarakat luas bahwa kebencian terhadap seseorang karena dia beragama Islam masih terjadi. 

Sudarnoto menduga bahwa pelaku merupakan sosok anti-Islam yang secara terang- terangan. Sebab, jelas dia, pelaku melakukan tindakan kekejian tanpa rasa takut di masjid. 

Islamofobia, Sudarnoto menyampaikan, seharusnya dilawan sebagaiamana keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bagi Sudarnoto, jaminan perlindungan pemeluk Islam tampaknya belum dengan sunguh-sungguh diberikan oleh pemerintah Prancis. 

Sudarnoto menuturkan bahwa jalan hidup sebagai sebelum muslim merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati dan dilindungi secara sosial, hukum, dan politik di mana saja mereka menetap.

Dia turut menyinggung soal semboyan Prancis, "liberte, egalite, fraternite", yang seharusnya menjamin kebebasan beragama. 

Tak sampai di situ, Sudarnoto mendesak pemerintah Prancis dan negara-negara dengan penduduk muslim minoritas agar bersungguh-sungguh melawan Islamofobia melalui undang-undang. 

Sebelumnya, sebuah desa di Prancis selatan dilanda kekacauan setelah seorang jamaah ditusuk 50 kali hingga tewas di dalam masjid menjelang salat Jumat. 

Presiden Emmanuel Macron mengecam penusukan itu. Dia mengatakan tak pernah ada tempat untuk rasisme dan kebencian di Prancis. 

"Rasisme dan kebencian berdasarkan agama tidak boleh ada di Prancis. Kebebasan beribadah tidak boleh dilanggar," tulis Macron di X saat ditanya tentang komentar pertamanya terkait pembunuhan Muslim pada Jumat lalu, seperti dilansir dari France 24. Ia menyampaikan dukungannya kepada sesama warga Muslim di Prancis. 

Perdana Menteri Prancis François Bayrou telah mengecam kejahatan tersebut sebagai Islamofobia. Terduga pelaku mengirimkan video yang direkamnya dengan telepon genggam kepada orang lain. Dalam video itu, korban tengah merintih kesakitan. Video itu kemudian dibagikan di platform media sosial sebelum dihapus. 

Pelaku telah menyerahkan diri di kantor polisi di Italia, menurut jaksa penuntut Prancis pada Senin, 28 April 2025.

"Hal ini sangat memuaskan bagi saya sebagai jaksa. Melihat efektivitas langkah-langkah yang diambil, tersangka tidak punya pilihan selain menyerahkan diri, dan itu adalah hal terbaik yang dapat dilakukannya," kata Abdelkrim Grini, jaksa kota Alès di selatan, yang menangani kasus tersebut.

Dewi Rina Cahyani ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Macron Kecam Pembunuhan Muslim di Masjid: Tak Ada Rasisme di Prancis

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus