Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat muslim Belgia dan WNI di negara itu pada Ramadan 2019 menjalankan ibadah puasa selama 17,5 jam. Lantaran buka puasa jatuh pada pukul 21.21 dan lokasi masjid yang cukup jauh, maka umumnya WNI menjalankan solat tarawih di rumah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Catur Hadianto, Pensosbud KBRI Brussels, Belgia menceritakan kepada Tempo, pada Ramadan tahun ini waktu imsak atau subuh jatuh sekitar pukul 03.24. Dengan begitu, umat muslim di Belgia memiliki lebih sedikit waktu untuk makan dari Magrib hingga ke subuh dibanding masyarakat muslim di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Puluhan WNI di kota Brussels, Begia, mendengarkan ceramah di bulan Ramadan. Sumber: dokumen KBRI
Populasi muslim di Belgia sekitar 4 persen sampai 6,5 persen dari total populasi 11,56 juta jiwa. Umumnya umat muslim Belgia adalah keturunan dari beberapa negara Arab, termasuk dari Maroko.
"Saya merindukan gorengan," kata Catur, saat ditanya menu nusantara yang paling dirindukan saat puasa, Sabtu, 11 Mei 2019.
Selama bulan puasa, KBRI pun berupaya merangkul para WNI di Belgia dengan menggelar sejumlah acara. Pada pekan pertama, kedua, ketiga dan keempat puasa diadakan acara buka puasa bersama dan ceramah. Pada 18 Mei, rencananya akan diadakan pesantren kilat bagi anak-anak 5 -17 tahun. Staf KBRI pun menyiapkan ruangan bagi pelaksanaan solat Idul Fitri bersama.
Menurut Catur para WNI di Belgia yang tidak mudik lebaran, biasanya berkumpul di KBRI untuk bersilaturahmi. Dia pun meyakinkan situasi keamanan di tempat-tempat ibadah di Belgia pasca-penembakan massal di Selandia Baru dan selama bulan Ramadan ini, aman.