Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Palestina, Nabil Abu Rudeineh, menyatakan bahwa "tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya berdasarkan perbatasan 1967, tidak akan ada keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.
Pernyataan Abu Rudeineh itu menanggapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebutkan "tidak akan ada negara Palestina".
“Seluruh kawasan ada di ambang letusan gunung berapi akibat kebijakan agresif otoritas pendudukan Israel terhadap rakyat Palestina dan hak-hak sah mereka,” kata Abu Rudeineh, Kamis malam, 18 Januari 2024.
Abu Rudeineh menekankan bahwa “pernyataan kecaman dan tuduhan saja tidak cukup lagi.
Jika dunia berniat memulihkan stabilitas kawasan dan dunia, harus ada pengakuan atas negara Palestina yang merdeka berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
"Amerika Serikat bertanggung jawab atas keamanan dan stabilitas yang kian memburuk di kawasan karena bias dan dukungan buta terhadap pendudukan Israel."
Dia juga menambahkan bahwa pernyataan Netanyahu yang menolak pembentukan negara Palestina “menegaskan bahwa pemerintah Israel bersikeras mendorong seluruh kawasan ke dalam jurang.”
“Terlepas dari semua pernyataan itu, negara Palestina hadir berkat pengakuan dunia secara keseluruhan dan tidak ada opsi lain bagi siapa pun selain itu, baik di kawasan atau di seluruh dunia,” kata Abu Rudeineh.
“Rakyat Palestina beserta perjuangan mereka akan menang dan tak ada seorang pun yang mampu mengalahkan mereka.”
WAFA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor Pintu Kabin Boeing 737 Max 9 yang Meledak Dibuat di Malaysia, Diklaim Sudah Disetujui FAA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini