Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pastor di Portugal Lecehkan 5.000 Anak di Bawah Umur, Gereja Minta Maaf

Penyelidikan yang dilakukan di Portugal mengungkap 5.000 anak dilecehkan oleh pastor sejak 1950-an. Jumlah korban bisa bertambah.

14 Februari 2023 | 08.48 WIB

Ribuaan jemaah mengikuti doa di Sanctuary Our Lady of Fatima di Fatima, Portugal, 12 Mei 2017. Acara  ini menandai salah satu peristiwa terpenting Gereja Katolik abad ke-20. Andre Kosters/POOL
Perbesar
Ribuaan jemaah mengikuti doa di Sanctuary Our Lady of Fatima di Fatima, Portugal, 12 Mei 2017. Acara ini menandai salah satu peristiwa terpenting Gereja Katolik abad ke-20. Andre Kosters/POOL

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pendeta Katolik di Portugal telah melakukan pelecehan seksual hampir 5.000 anak sejak 1950, menurut laporan komisi independen pada Senin, 13 Februari 2023. Komisi mengumumkan temuannya setelah mendengar ratusan laporan korban.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ribuan laporan pedofilia di dalam Gereja Katolik telah muncul di seluruh dunia. Paus Fransiskus berada di bawah tekanan untuk menangani skandal pelecehan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Portugal menerbitkan hasil penyelidikannya setelah mendengar lebih dari 500 korban. "Kesaksian ini memungkinkan kami membangun jaringan korban yang jauh lebih besar, setidaknya 4.815," kata psikiater anak Pedro Strecht dalam konferensi pers di Lisbon.

Pada Oktober, tim yang terdiri dari enam ahli mengatakan telah mencatat 424 akun dari korban yang diduga mendapat pelecehan seksual. Namun jumlah korban bisa jadi jauh lebih banyak.

"Akun tersebut mengungkapkan situasi serius yang berlangsung selama beberapa dekade dan kasusnya mencapai proporsi yang banyak," kata Strecht pada saat itu.

Batas waktu mengajukan dakwaan telah kedaluwarsa untuk sebagian besar dugaan pelanggaran. Sebanyak 25 kasus sudah berada di tangan polisi dan beberapa penyelidikan telah dimulai. 

Salah satu kasus langka adalah menyangkut perempuan berusia 43 tahun yang meminta disebut "Alexandra". Dia mengaku diperkosa oleh seorang pendeta selama pengakuan dosa saat ia menjadi biarawati pemula berusia 17 tahun.

"Sangat sulit untuk membicarakan hal-hal ini di Portugal, sebuah negara di mana 80 persen orang mengatakan mereka Katolik," kata Alexandra, yang sekarang menjadi seorang ibu. Ia bekerja di bidang IT. "Saya merahasiakannya selama bertahun-tahun tetapi menjadi semakin sulit untuk mengatasinya sendirian," katanya dalam wawancara telepon.

Dia akhirnya melaporkan pelecehan seksual yang didapatnya ke otoritas Gereja namun laporannya itu diabaikan. Uskup yang bertanggung jawab tidak melakukan apa pun selain menyampaikan keluhannya ke Vatikan, dan belum ada tanggapan. Tiga tahun kemudian, Alexandra menemukan di komisi independen dan dukungan psikologis yang dibutuhkan.

Pada April tahun lalu, Manuel Clemente, Kardinal Patriark Lisbon dan wali tertinggi di Portugal, mengatakan dia siap untuk mengakui kesalahan masa lalu dan meminta pengampunan para korban. 

"Uskup meminta maaf tidak berarti apa-apa bagi saya. Kami tidak tahu apakah mereka bersungguh-sungguh," ujar Alexandra. Dia mengatakan muak dengan Gereja dan menutup-nutupi pelecehan seksualnya.

Uskup Pembantu Lisboa, Americo Aguiar mengatakan Paus Fransiskus, yang akan mengunjungi Lisboa pada Agustus, mungkin bertemu dengan beberapa korban yang diduga mendapatkan pelecehan seksual. Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pendeta yang terungkap di seluruh dunia mencapai ribuan. Pada 2019, Paus berjanji untuk membasmi pedofilia di dalam Gereja.

Dia berada di bawah tekanan untuk mengatasi skandal tersebut. Penyelidikan sedang berlangsung di beberapa negara, termasuk Australia, Prancis, Jerman, Irlandia, dan Belanda.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus