Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pemenang Nobel Malala Yousafzai Menikah di Inggris

Pernikahan Malala sedikit mengejutkan karena Juli lalu dia mempertanyakan kenapa orang harus menikah sehingga mengundang kontroversi.

10 November 2021 | 08.13 WIB

Peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, mengumumkan pernikahannya dengan Asser di media sosial, Selasa, 9 November 2021. (Twitter/@Malala)
Perbesar
Peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, mengumumkan pernikahannya dengan Asser di media sosial, Selasa, 9 November 2021. (Twitter/@Malala)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, mengumumkan pernikahannya di media sosial, Selasa, 9 November 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Wanita asal Pakistan berusia 24 tahun, yang tinggal di Inggris, mengatakan dia telah menikah dengan pria yang hanya disebut bernama Asser di kota Birmingham, Inggris, dan merayakannya di rumah bersama keluarga mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hari ini menandai hari yang berharga dalam hidup saya. Asser dan saya mengikat janji untuk menjadi pasangan seumur hidup," tulisnya di Twitter, menambahkan empat gambar ke postingannya, seperti dikutip Reuters, Rabu.

Pernikahannya ini agak mengejutkan karena Juli tahun ini, Malala mengatakan kepada majalah Vogue Inggris bahwa dia tidak yakin apakah dia akan menikah.

"Saya masih tidak mengerti mengapa orang harus menikah. Jika Anda ingin memiliki seseorang dalam hidup Anda, mengapa Anda harus menandatangani surat nikah, mengapa tidak bermitra saja?" kata dia seperti dikutip dalam profil yang panjang.

Komentar tersebut menuai kritik dari banyak pengguna media sosial di Pakistan saat itu.

Malala tidak memberikan informasi lain tentang suaminya selain nama depannya. Pengguna internet mengidentifikasi dia sebagai Asser Malik, manajer umum Pusat Kinerja Dewan Kriket Pakistan. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi hal ini.

Malala dihormati di banyak bagian dunia, terutama di negara-negara Barat, karena keberanian pribadinya dan kefasihannya dalam mengadvokasi hak-hak anak perempuan dan perempuan. Di Pakistan, aktivitasnya telah memecah opini publik.

Ia sudah aktif mendorong anak perempuan dan perempuan mendapat hak yang sama dengan laki-laki, hingga membuat dia menjadi sasaran serangan. Dalam usia 15 tahun, ia ditembak oleh seorang pria bersenjata Taliban di negara asalnya Pakistan pada 2012.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus