Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Penembakan di Thailand Dipicu Sengketa Tanah

Pelaku penembakan di Thailand, Jakrapanth Thomma, merasa dicurangi dalam sebuah transaksi tanah.

9 Februari 2020 | 14.45 WIB

Polisi menyebut penembakan massal  itu bermula dari insiden di sebuah barak militer pada Sabtu malam (8/2). Di lokasi ini, pelaku menembak mati tiga orang, satu di antaranya merupakan tentara. Lantas aksi bergeser ke pusat perbelanjaan Terminal 21 di Nakhon Ratchaisma. Facebook
Perbesar
Polisi menyebut penembakan massal itu bermula dari insiden di sebuah barak militer pada Sabtu malam (8/2). Di lokasi ini, pelaku menembak mati tiga orang, satu di antaranya merupakan tentara. Lantas aksi bergeser ke pusat perbelanjaan Terminal 21 di Nakhon Ratchaisma. Facebook

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penyebab peristiwa penembakan di Thailand terungkap. Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha mengungkapkan bahwa peristiwa yang mengambil lokasi di mal Terminal 21, Nakhon Ratchasima tersebut dipicu sengketa tanah yang melibatkan pelaku penembakan, Jakrapanth Thomma (32).

"Pelaku didorong kekesalan atas sengketa tanah di mana ia merasa dicurangi," ujar Chan-ocha sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 9 Februari 2020.

Sebelum Chan-ocha mengkonfirmasi bahwa peristiwa penembakan di Thailand dipicu masalah finansial, Thomma sudah memberikan petunjuk motivasinya terlebih dahulu. Dalam unggahan-unggahannya ke media sosial Facebook, selama melakukan penembakan, Ia menyampaikan sebuah pernyataan tentang uang.

"Menjadi kaya dengan mengambil keuntungan dari orang lain. Apakah mereka pikir mereka bisa menggunakan uang itu di neraka?" ujar Thomma dalam salah satu unggahannya.

Figur yang diduga berurusan dengan Thomma perihal sengketa tanah itu adalah Kolonel Anantharot Krasae. Krasae adalah seorang atasan militer di kamp Suatham Phithak. Adapun Krasae telah dibunuh Thomma di kamp militernya, kurang lebih 2,5 jam sebelum Thomma melakukan penembakan di Terminal 21. Hubungan antara Thomma dan Krasae masih diselidiki lebih lanjut oleh Kepolisian Thailand saat ini.

Berdasarkan data dari pemerintah Thailand, total ada 26 korban meninggal akibat aksi Thomma di mal Terminal 21. Selain itu, ada 52 korban cidera atau luka-luka di mana beberapa di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit. Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan tidak ada WNI dalam daftar korban penembakan di Thailand.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo


ISTMAN MP | REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus