Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Moskow - Ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah Turki menembak jatuh jet tempur Rusia di wilayah perbatasan Suriah dengan Turki, Selasa, 24 November 2015. Insiden ini membuat Moskow marah dan meresponnya dengan mengerahkan senjata anti-serangan udara di Suriah.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan pasukannya mengirimkan sistem pertahahan berkekuatan penuh ke Suriah utara, Rabu, 25 November 2015. Putin juga meminta warganya untuk tidak melakukan perjalan ke Turki sebagai balasan atas penembakan pesawat perangnya.
Perintah Putin itu disusul dengan pernyataan Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoygu, melalui akun Twitter pada Rabu, 25 November 2015. Dalam akun tersebut Shoygu menulis, Rusia akan memasang misil pertahanan udara S-400 di pangkalan udara Hmeymim dekat Latakia, di pantai Mediterania Suriah.
"Misil ini memiliki daya jelajah 250 kilometer," tulis situs missilethreat.com. Perbatasan Turki dengan lokasi penempatan misil ini hanya berjarak lebih kurang 45 kilometer.
Menteri Luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, menambahkan Moskow sangat ragu dengan pernyataan Turki yang mengaku menembak jatuh pesawat pengebom Sukhoi Su-24 di dekat perbatasan Turki dengan Suriah.
"Sepertinya penembakan itu sebuah provokasi yang sudah direncanakan," kata Lavrov. Dia menambahkan, "Bangsa kami tidak ini berperang dengan Turki."
CNN | INDEPENDENT | MIRROR.CO.UK | CHOIRUL AMINUDDIN | MECHOS DE LAROCHA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini