Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Employment Research (IAB) dalam sigi terbarunya memprediksi, ekonomi Jerman akan kehilangan nilai tambah lebih dari 260 miliar euro (Rp 3.9 kuadriliun) pada 2030, yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina. Harga energi yang tinggi imbas perang juga melihat adanya indikasi negatif bagi pasar tenaga kerja Jerman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut studi yang diterbitkan pada Selasa, 9 Agustus 2022, jika dibandingkan dengan Eropa, produk domestik bruto (PDB) Jerman yang disesuaikan dengan harga, akan turun 1,7 persen tahun depan. Diproyeksikan ada sekitar 240.000 yang kehilangan pekerjaannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tingkat pekerjaan diperkirakan akan tetap di sekitar tingkat ini sampai 2026. Di periode itu, langkah-langkah ekspansif secara bertahap akan mulai lebih besar daripada efek negatifnya dan mengarah pada nilai tambah sekitar 60.000 orang yang dipekerjakan pada 2030.
Salah satu yang rugi besar adalah industri perhotelan, yang sudah terpukul keras oleh pandemi virus corona dan kemungkinan akan merasakan sedikit penurunan daya beli konsumen. Sektor-sektor padat energi, seperti industri kimia dan produksi logam, juga kemungkinan besar akan terpengaruh.
Jika harga energi, yang sejauh ini melonjak 160 persen, menjadi dua kali lipat lagi, output ekonomi Jerman 2023 akan menghadapi angka 4 persen dari sebelum perang. Di bawah asumsi ini, 660.000 akan menanggur setelah tiga tahun. Angka itu hanya akan hilang 60.000 pada 2030.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Memasuki bulan keenam, Rusia belum berhasil menjatuhkan pemerintahan Kyiv dan melanjutkan menggempur negara tetangga, sama-sama bekas anggota Uni Soviet.
Moskow mengatakan apa yang dilancarkannya itu sebagai sebuah operasi militer untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina. Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, mengecam Kremlin dengan menjatuhkan sanksi ekonomi dan mengirim bantuan senjata ke Ukraina.
Baca: Chubais, Mantan Petinggi Rusia anti-Invasi ke Ukraina, Sakit di Italia
REUTERS