Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RANGOON, Agustus 1991. Malam senyap. Mendadak pintu rumah digedor dan dibuka paksa. Saya ditangkap, diikat, diinterogasi. Dua jam tentara mengobrak-abrik rumah. Dengan mata ditutup, saya diseret ke mobil, dibawa ke sebuah tempat yang belakangan baru saya ketahui biasa disebut Insein, penjara paling mengerikan dan banyak dihuni tahanan politik termasuk Aung San Suu Kyi. Ketika itu saya Kepala Kantor Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Divisi Rangoon.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo