Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Perusahaan Bir Jepang Batalkan Usaha Gabungan di Myanmar karena Kudeta Militer

Perusahaan bir asal Jepang memutuskan kesepakatan usaha patungan (joint venture) dengan perusahaan Myanmar yang memiliki hubungan dengan junta militer

7 Februari 2021 | 21.00 WIB

Tentara Myanmar terlihat di dalam Balai Kota di Yangon, Myanmar 1 Februari 2021. Panglima militer Myanmar, Min Aung Hlaing, mengatakan militer akan menggelar pemilu baru segera setelah menyelesaikan implementasi status darurat. REUTERS/Stringer
Perbesar
Tentara Myanmar terlihat di dalam Balai Kota di Yangon, Myanmar 1 Februari 2021. Panglima militer Myanmar, Min Aung Hlaing, mengatakan militer akan menggelar pemilu baru segera setelah menyelesaikan implementasi status darurat. REUTERS/Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan bir asal Jepang memutuskan kesepakatan usaha patungan (joint venture) dengan perusahaan Myanmar yang memiliki hubungan dengan junta militer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Raksasa bir Jepang, Kirin, memutuskan enam tahun usaha patungan dengan mitra perusahaan Myanmar setelah kudeta militer yang menggulingkan Aung San Suu Kyi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kirin mengaku sangat prihatin dengan tindakan militer baru-baru ini di Myanmar, kata perusahaan, dikutip dari CNN, 7 Februari 2021, menambahkan bahwa pihaknya tidak punya pilihan selain mengakhiri kemitraan itu.

Kemenangan telak Suu Kyi pada tahun 2015 menyusul isolasi dan otoriterisme militer selama beberapa dekade. Pada tahun yang sama, Kirin menghabiskan US$ 560 juta (Rp 7,8 triliun) untuk membeli saham mayoritas di Myanmar Brewery, perusahaan bir terkemuka di negara itu.

Mitra bisnis lokalnya dan salah satu pemiliknya adalah Myanmar Economic Holdings Public Company Limited, sebuah perusahaan yang menurut Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan lainnya dimiliki dan dioperasikan oleh Tatmadaw, militer Myanmar.

Demonstran memprotes kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Yangon, Myanmar, 6 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]

Pemantau hak asasi manusia telah menekan Kirin untuk mengakhiri usahanya dengan Myanmar Economic Holdings Public Company (MEHL) karena hubungan militer Myanmar.

Pada 2019, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa perusahaan-perusahaan yang berbisnis dengan MEHL membantu tentara secara finansial dan berada pada "risiko tinggi" berkontribusi terhadap pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar, Japan Times melaporkan.

Teppei Kasai dari Human Rights Watch mengatakan keputusan Kirin sudah lama ditunggu dan disambut baik. "Perusahaan asing lain yang memiliki hubungan dengan Tatmadaw harus mengikuti jejak Kirin dengan cara yang mendesak dan transparan."

Kirin mengakuisisi saham mayoritas di Myanmar Brewery pada 2015 dalam kemitraan dengan MEHL, konglomerat dengan kepentingan di seluruh ekonomi Myanmar. MEHL adalah bagian dari miliaran dolar dalam investasi asing yang membanjiri Myanmar dengan pencabutan sebagian sanksi internasional.

CNN | JAPAN TIMES


Sumber:

https://edition.cnn.com/2021/02/05/business/japan-kirin-myanmar-intl-hnk/index.html

https://www.japantimes.co.jp/news/2021/02/05/business/corporate-business/kirin-myanmar-beer/

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus