Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pesantren Islam Nusantara Beroperasi di Amerika Serikat di 2018

Pesantren Madani USA bercirikan Islam Nusantara beroperasi di Amerika Serikat mulai tahun 2018.

28 Desember 2017 | 14.11 WIB

Muhammad Syamsi Ali atau Shamsi Ali, imam di Islamic Center of New York. TEMPO/Charisma Adristy
Perbesar
Muhammad Syamsi Ali atau Shamsi Ali, imam di Islamic Center of New York. TEMPO/Charisma Adristy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pondok Pesantren Madani USA bercirikan Islam Nusantara mulai beroperasi menjalankan pendidikan Islam mulai Juli atau Agustus tahun 2018. Pesantren yang didirikan di dekat kota metropolitan New York merupakan  pesantren pertama di Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Insya Allah niat kami, Juni (2018) nanti akan ada peresmian awal pesantren ini," kata Imam Shamsi Ali, pendiri Pesantren Madani USA  yang juga merupakan tokoh Islam terkenal di New York, seperti dilansir Berita Mediacorp, 27 Desember 2017.

Baca: Cara Donasi untuk Bangun Pesantren Pertama di Amerika

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Imam Shamsi, yang berasal dari Indonesia dan telah menjadi pengkhotbah sejak usia 20 tahun di Amerika Serikat, mengatakan, dia telah menandatangani kontrak pembelian tanah pada November lalu. Biaya tanah dan karya sederhana diperkirakan mencapai US $ 1 juta atau setara Rp 13,5 miliar.

Dia memutuskan untuk membangun sebuah sekolah asrama Islam di Amerika Serikat serta ingin pesantren itu menjadi pusat pengembangan Islam dengan karakter Nusantara.

Kami ingin membangun citra Islam yang damai, lembut, bersahabat dan mengedepankan dialog dan kerjasama," kata pria yang juga merupakan Presiden Nusantara Foundation di New York dan menjadi pastor di Jamaican New York Islamic Center.

Saat ini, pusat pendidikan agama Islam di Amerika Serikat lebih dalam bentuk versi Pakistan atau Timur Tengah, karena sebagian besar didirikan oleh masyarakat dari wilayah tersebut. Karena itu, Imam Shamsi juga menilai pesantren yang dibangunnya akan menjadi kontribusi Indonesia terhadap dunia.

Perkembangan pesantren juga sedang dilakukan saat umat Islam di Amerika menghadapi fenomena Islamofobia. Oleh karena itu, asrama Islam juga akan menjalin hubungan antara agama "salah satu kegiatan utamanya" dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.

Baca: Orang Indonesia Galang Dana Bikin Pesantren Pertama di Amerika

Meskipun pusat pendidikan agama asuhan Imam Shamsi memiliki warna Nusantara atau  lazimnya pondok pesantren Indonesia, pendakwah berusia 50 tahun itu juga memasukan budaya Amerika.

"Di Amerika memang semua lembaga harus terbuka. Tidak bisa membatasi atau menolak karena alasan ras atau agama. Ini dianggap diskriminasi. Maka pesantren ini terbuka untuk semua warga, termasuk non Muslim," katanya.

Selain sekolah dalam bentuk pesantren, program lainnya akan mencakup khotbah dan kepemimpinan, konseling remaja, konseling di rumah dan perkemahan musim panas.

Imam Shamsi berjanji bahwa pada akhirnya, pondok pesantren tersebut akan mempraktekkan Islam yang moderat, berkemajuan, modern, sejalan dengan demokrasi dan peradaban dunia.

Pesantren akan berlokasi di kota Moodus, Connecticut, sekitar 110 kilometer dari New York. Setelah  membeli tanah, proses selanjutnya adalah mengembangkan atau mengubah bangunan situs. Ada delapan bangunan yang ada di tanah yang dibeli dan hanya empat bangunan yang bisa diganti, sedangkan sisanya perlu dibongkar.

Baca: Pawai Anti-Islam Terbesar Digelar Serentak di Amerika Serikat  

Menurut Imam Shamsi, arsitek lanskap akan dipanggil pada bulan Januari 2018 untuk mempelajari rencana pengembangan pesantren. Dia mengidentifikasi tiga tahap perkembangan. Tahap pertama, dalam setahun akan mengubah bangunan yang bisa digunakan  dan akan dijalankan tanpa batas waktu.

Kedua, dalam 2-3 tahun ke depan, sebuah masjid, asrama dan gubuk akan dibangun dan pesantren mulai berjalan.

Ketiga, dalam 4-5 tahun ke depan, rumah tradisional Indonesia akan dikembangkan di lokasi tersebut menjadi rumah tamu bagi pengunjung. Rumah ini bisa menjadi sumber ekonomi dan mempromosikan Indonesia.

Imam Shamsi, pemimpin lintas agama yang memperjuangkan dialog perdamaian Islam-Yahudi, mengakui masih perlu mengumpulkan dana dari masyarakat Islam. Pesantren membutuhkan sekitar US$ 200.000 atau Rp 2,3 miliar untuk renovasi bangunan dan US$ 400.000 atau Rp 4,6 miliar untuk membayar harga tanah untuk periode dua tahun ini.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus