Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

PHK Massal Shopee, Perusahaan Induk di Singapura Mengaku Rugi Rp 13,9 T

PHK massal kembali terjadi di Shopee karena perusahaan merugi hingga dua kali lipat pada kuartal kedua tahun ini.

20 September 2022 | 09.28 WIB

Ilustrasi Shopee atau Shopee Food. Pixabay/Ompia
Perbesar
Ilustrasi Shopee atau Shopee Food. Pixabay/Ompia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa e-commerce Shopee melakukan PHK massal Shopee di Indonesia menyusul kerugian yang melebar dan pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat. PHK diumumkan secara internal pada Senin pagi.

“Perubahan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk mengoptimalkan efisiensi operasi dengan tujuan mencapai swasembada di seluruh bisnis kami,” kata juru bicara Shopee menanggapi pertanyaan tentang penghematan yang diumumkan pada hari Senin.  “Kami memperluas dukungan kepada rekan-rekan yang terkena dampak selama transisi ini.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Shopee juga berhubungan dengan Creative Media and Publishing Union (CMPU), yang mewakili karyawan Shopee. “Perusahaan telah meyakinkan CMPU bahwa paket kompensasi akan diberikan kepada karyawan yang terkena dampak sesuai dengan norma pasar,” bunyi pernyataan itu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Fasilitas dan bantuan ketenagakerjaan, termasuk pelatihan karir dan layanan pencocokan pekerjaan melalui jaringan CMPU akan ditawarkan, jika diperlukan.” 

Awal bulan ini, perusahaan e-commerce terbesar di Asia Tenggara itu membatalkan puluhan tawaran pekerjaan. Pada saat itu, perusahaan induk Sea mengatakan membatalkan beberapa penawaran di Shopee karena penyesuaian rencana perekrutan beberapa tim teknologi. Namun Sea menolak mengatakan berapa banyak lowongan kerja yang dibatalkan.

Pada Juni, Shopee memberhentikan beberapa karyawan dalam pengiriman makanan ShopeeFood dan pembayaran online tim ShopeePay di Asia Tenggara. PHK para staf dilakukan pula di Meksiko, Argentina, dan Chili. 

Dalam sebuah surat kepada karyawan Sea minggu lalu, CEO Forrest Li mengatakan bahwa perusahaan telah membuat beberapa pengumuman sulit akhir-akhir ini. Ia mengutip periode yang bergejolak di industri teknologi.  “Sayangnya kita tidak kebal terhadap guncangan ini,” tulisnya. 

Dalam 12 hingga 18 bulan mendatang, Shopee bertujuan mencapai arus kas positif sesegera mungkin, kata Li dalam suratnya. Sea melaporkan kerugian bersih sebesar US$ 931 juta atau sekitar Rp 13,9 triliun pada kuartal kedua. Nilai kerugian ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dilansir dari Channel News Asia, Direktur Eksekutif Industri Digital Singapura Chan Ih Ming mencatat bahwa mengingat perlambatan ekonomi, perusahaan harus memutuskan cara terbaik untuk memposisikan di masa depan. Hal ini akan melibatkan penyesuaian kekuatan dan profil tenaga kerja. 

Sekitar 10.000 lowongan kerja di bidang teknologi dibutuhkan di Singapura tahun lalu. “Ini sebagian besar merupakan hasil digitalisasi yang dipercepat di seluruh perusahaan yang muncul dari pandemi COVID-19,” kata Chan. 

Baca: Musim PHK Startup Diramalkan Berlangsung sampai 2 Tahun

CHANNEL NEWS ASIA 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus