Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pegawai negeri sipil di Inggris yang mengawasi ekspor senjata ke Israel telah meminta untuk “segera berhenti bekerja” atas kekhawatiran bahwa mereka mungkin terlibat dalam kejahatan perang di Gaza, menurut sebuah laporan pada Kamis, 4 April 2024.
Serikat Pelayanan Publik dan Komersial (PCS), yang mewakili PNS di Inggris, telah meminta pertemuan mendesak dengan Departemen Bisnis dan Perdagangan (DBT) untuk membahas “bahaya hukum yang dihadapi oleh pegawai negeri yang terus melanjutkan pekerjaan mereka” di bawah kebijakan pengiriman senjata ke Israel, dalam korespondensi yang dilihat oleh Sky News.
“Mengingat dampaknya terhadap anggota kami, kami yakin ada banyak alasan untuk segera menghentikan semua pekerjaan tersebut,” demikian bunyi surat itu, yang dikirim ke DBT pada Rabu.
Serikat PNS mengatakan, “Oleh karena itu kami meminta Anda segera bertemu dengan kami untuk membahas masalah ini dan segera menghentikan pekerjaan tersebut.”
Menurut laporan tersebut, para anggota serikat pekerja telah meminta pihak pemerintah untuk berhenti memberi mereka tugas yang berkaitan dengan izin ekspor senjata ke Israel dan pekerjaan lain yang mungkin bersangkutan dengan aktivitas Israel di Jalur Gaza.
Mereka juga sedang mempertimbangkan untuk mengambil tindakan hukum terhadap pemerintah, PCS mengonfirmasi kepada Sky News.
Surat tersebut menunjukkan bahwa PCS telah meminta nasihat hukum dari menteri terkait mengenai persenjataan Israel sejak Januari. Permintaan itu bertepatan dengan keluarnya putusan sementara Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkan Israel untuk mencegah tindakan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Paul O'Connor, kepala perundingan di PCS, mengatakan serikat pekerja setuju dengan pengadilan PBB tersebut. Serikat percaya bahwa “pemerintah Inggris mempunyai kewajiban untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk menghentikan serangan gencar (Israel)”, katanya.
Tekanan terhadap pemerintah Inggris untuk menghentikan ekspor senjata ke Israel semakin meningkat setelah terbunuhnya tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen, yang salah satunya termasuk tiga warga negara Inggris, dalam serangan Israel di Jalur Gaza pada Senin.
Pengeboman dan blokade ketat Israel telah menewaskan sedikitnya 33.037 orang dan membuat 75.668 lainnya luka-luka di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober 2023.
ANADOLU | SKY NEWS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini