Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Polisi Israel Tahan Aktivis Kembar Palestina yang Memperjuangkan Sheikh Jarrah

Polisi Israel menahan dua aktivis kembar Palestina yang berjuang mencegah pengusiran warga Palestina dari Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

7 Juni 2021 | 06.00 WIB

Seorang pria Palestina melaksanakan ibadah salat tarawih di tengah pasukan keamanan Israel yang berkumpul selama terjadinya bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa, di lingkungan Sheikh Jarrah, di Kota Tua Yerusalem, 7 Mei 2021. Bentrokan tersebut terjadi di tengah ketegangan atas penggusuran warga Palestina dari tanah dan rumahnya yang kemudian akan diisi oleh warga Israel. REUTERS/Ammar Awad
Perbesar
Seorang pria Palestina melaksanakan ibadah salat tarawih di tengah pasukan keamanan Israel yang berkumpul selama terjadinya bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa, di lingkungan Sheikh Jarrah, di Kota Tua Yerusalem, 7 Mei 2021. Bentrokan tersebut terjadi di tengah ketegangan atas penggusuran warga Palestina dari tanah dan rumahnya yang kemudian akan diisi oleh warga Israel. REUTERS/Ammar Awad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Israel menahan dua aktivis kembar terkemuka Palestina pada Ahad, yang telah berjuang mencegah pengusiran warga Palestina dari Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pendukung Muna dan Mohammed El-Kurd mengatakan penahanan mereka adalah bagian dari upaya Israel untuk menghentikan perlawanan terhadap penggusuran di Sheikh Jarrah, di mana pemukim ilegal Yahudi ingin pindah ke rumah El-Kurdi dan lainnya di bawah keputusan pengadilan Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tanpa secara eksplisit menyebut nama Muna El-Kurd, 23 tahun, seorang juru bicara polisi Israel mengatakan polisi menangkapnya di bawah perintah pengadilan, karena dicurigai berpartisipasi dalam kerusuhan yang terjadi di Sheikh Jarrah baru-baru ini, dikutip dari Reuters, 6 Juni 2021.

Rekaman di media sosial menunjukkan dia diborgol dan dikawal keluar dari rumahnya oleh petugas Israel pada Minggu pagi.

Polisi tidak segera mengomentari saudara kembarnya Mohammed, yang menyerahkan diri di kantor polisi di Yerusalem Timur setelah menerima panggilan polisi.

"Apa yang terjadi adalah bahwa mereka (Israel) ingin membungkam semua suara kami di Yerusalem," kata ayah mereka, Nabil El-Kurd, menyerukan pemuda Palestina untuk memprotes di luar kantor polisi di jalan Salah Al-Din Yerusalem Timur.

Middle East Monitor melaporkan, Muna al-Kurd, yang meraih gelar di bidang komunikasi dan jurnalisme, termasuk salah satu dari 27 keluarga Palestina yang menghadapi ancaman penggusuran di lingkungan Sheikh Jarrah.

Dia adalah salah satu perempuan Palestina yang memimpin protes terhadap pengusiran paksa Israel dan ancaman pemindahan di Sheikh Jarrah.

Dalam pernyataan kepada kantor berita Wafa Palestina, ayah mereka, Nabil al-Kurd, mengatakan pasukan Israel menyerbu rumahnya "dengan cara yang provokatif" sebelum menangkap putrinya Muna dan menyerahkan surat perintah panggilan untuk saudaranya Mohammed al-Kurd, yang tidak berada di rumah pada saat penangkapan, Middle East Eye melaporkan.

Penahanan itu terjadi sehari setelah polisi di Sheikh Jarrah menangkap seorang reporter jaringan media yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, yang telah meliput protes di sana.

Pemuda Palestina terlibat bentrokan dengan petugas keamanan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa, di lingkungan Sheikh Jarrah, di Kota Tua Yerusalem, 7 Mei 2021. REUTERS/Ammar Awad

Pada Oktober tahun lalu, sebuah pengadilan Israel memutuskan mendukung pemukim ilegal Yahudi yang mengatakan sekitar delapan keluarga Palestina di Sheikh Jarrah tinggal di tanah yang dulunya milik orang Yahudi.

Warga Palestina mengajukan banding atas keputusan tersebut di Mahkamah Agung Israel, dan penggusuran saat ini sedang ditunda.

Kemarahan atas pengusiran ikut memicu 11 hari kekerasan pada bulan Mei antara Israel dan Palestina di Gaza. Kelompok perjuangan Hamas di Gaza menyebut kebijakan Israel di Yerusalem Timur melewati batas kesabaran rakyat Palestina.

Ketegangan bisa berkobar lebih lanjut di Yerusalem minggu ini, ketika pawai sayap kanan Yahudi diperkirakan akan melewati gerbang Damaskus Kota Tua.
Pawai serupa, rutenya dialihkan pada menit terakhir, diadakan pada hari yang sama ketika pertempuran Israel-Gaza pecah.

Israel menjajah Yerusalem Timur, bersama dengan Tepi Barat dan Gaza, dalam perang Timur Tengah 1967, di mana Palestina mengharapkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara.

REUTERS | MIDDLE EAST MONITOR | MIDDLE EAST EYE

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus