Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Polisi Malaysia Sebut Video Seks sebagai Plot Politik

Polisi Malaysia mengatakan video seks sebagai plot politik untuk merusak reputasi seseorang.

19 Juli 2019 | 14.14 WIB

Wakil menteri Malaysia, Datuk Seri Azmin Ali. Thestar.com.my
Perbesar
Wakil menteri Malaysia, Datuk Seri Azmin Ali. Thestar.com.my

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Polisi Malaysia telah menyelesaikan analisis mengenai isi sebuah rekaman video dugaan hubungan seks sesama jenis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Polisi mengatakan itu otentik namun belum bisa memastikan dua lelaki yang muncul di dalam rekaman itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Video dan orang-orang yang ada di dalamnya tidak berada dalam yurisdiksi saya. Jadi kami kirimkan video itu ke Cybersecurity untuk memastikan apakah video itu otentik dan jika Cybersecurity bisa memastikan siapa orang di dalam rekaman itu,” kata Inspektur Jenderal Polisi Abdul Hamid dalam wawancara dengan radio RTM seperti dikutip Channel News Asia pada Rabu, 17 Juli 2019.

Hamid mengatakan,”Jawaban yang kami terima mereka (Cybersecurity) mengatakan itu otentik tapi mereka tidak bisa memastikan 100 persen siapa orang yang berada di dalamnya.”

Menurut Hamid, video seks itu dan penyebarannya merupakan hasil kerja dari seorang tokoh politik dari sebuah partai. Namun, dia enggan menyebut siapa nama tokoh itu.

“Video itu diproduksi oleh pihak-pihak yang disewa dengan biaya ratusan ribu ringgit,” kata Hamid. Seratus ribu ringgit Malaysia setara Rp340 juta.

Hamid melanjutkan,”Hasil investigasi oleh Polisi Kerajaan Malaysia mengungkap adanya aliansi jahat yang dipimpin oleh seorang tokoh dari sebuah partai politik dengan tujuan mempermalukan dan merusak reputasi dari individu tertentu,” kata Abdul Hamid.

Salah kader Partai Keadilan Rakyat Haziq Aziz mengaku sebagai salah satu dari dua lelaki di dalam rekaman itu.

Dia sempat menuding lelaki kedua adalah Azmin Ali, yang merupakan Menteri Urusan Ekonomi, dan menjadi Deputi Presiden PKR.

Presiden PKR, Anwar Ibrahim, sempat menjalani hukuman selama sekitar sepuluh tahun untuk dua kasus sodomi. Dia menyebut tuduhan itu sebagai rekayasa.

Belakangan, Anwar Ibrahim mendapat pembebasan dari Raja Malaysia pada 2018 untuk kasus kedua terkait hubungan seks sesama jenis yang sedang dijalaninya.

Malaysia Insight melansir Azmin menyebut penyebaran video seks itu sebagai upaya untuk merusak karir politiknya. Polisi telah menangkap 7 orang termasuk Haziq dalam kasus ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus