Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, London - Korea Utara siap mengorbankan jutaan nyawa seandainya Amerika Serikat merespons negara itu secara militer yang dapat berujung pada Perang Dunia 3.
Baca: Sanksi Korea Utara Rugikan Pedagang Cina
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal ini disampaikan oleh mantan diplomat Korea Utara Thae Yong Ho sebelum ia melarikan diri dari negaranya. "Militer Korea utara dilatih untuk menembak balik dengan cara apapun jika terjadi serangan," kata dia, dilansir dari www.express.xo.uk, Sabtu, 4 November 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Thae menambahkan, sekalipun sebagian kecil dari Korea Utara diserang oleh AS, tanggapan langsung dari militer Korea Utara dipastikan terjadi. Hal ini dapat menimbulkan kerugian besar bagi penduduk di sisi Korea Selatan.
Jika penyerangan terjadi, kata dia, pasukan Amerika dan Korea Selatan diperkirakan akan melakukan pembalasan dengan skala penuh. "Itu sebabnya akan dengan mudah terjadi peperangan besar di semenanjung Korea," kata Thae. "Berarti pengorbanan manusia yang luar biasa akan terjadi."
Salah satu cara untuk meredam ketegangan, kata Thae, adalah mengubah cara berpikir masyarakat Korea Utara yang menganggap Kim sebagai Tuhan. Ia menjelaskan bahwa saat ini masyarakat Korea Utara semakin banyak mengakses film drama Korea Selatan secara ilegal. Hal ini dapat berdampak positif dengan harapan membuka mata masyarakat Korea Utara ke cara hidup yang lebih beragam.
Meskipun telah mendapat kecaman internasional, Korea Utara telah menaikkan retorika agresifnya terhadap AS dan sekutunya di Asia. Hal ini memicu kekhawatiran banyak orang akan Perang Dunia 3 yang dapat terjadi kapan saja.
Baca: Pesawat Pengebom AS Melintas, Korea Utara: Memicu Perang Nuklir
Presiden AS, Donald J. Trump akan melakukan tur keliling Asia. Perjalanan di Asia tersebut menjadi yang terpanjang yang pernah dilakukan oleh Presiden AS selama 25 tahun terakhir. Ironisnya, perjalanan ini dilakukan di tengah ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara yang sedang meningkat.
EXPRESS.CO.UK | ADAM PRIREZA