Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Beijing - Sebuah toko perabotan rumah tangga di Cina memperkenalkan hukuman aneh sekaligus menjijikkan bagi para karyawannya yang tidak berprestasi. Pemilik toko memaksa mereka makan ulat berwarna kuning. Seperti yang dilansir laman Straits Times, Selasa, 15 November 2016, karyawan tersebut dipaksa memakan ulat itu hidup-hidup di depan umum.
Sekitar Selasa petang pekan lalu, 8 November 2016, sedikitnya 50 orang yang memakai seragam toko itu berkumpul di dataran di pusat kota Provinsi Hanzhong, Shaanxi. Seorang pria lantas tiba dengan dua tas. Satu tas berisi sumpit, cangkir, dan dua botol minuman keras. Satu tas lagi berisi ulat itu. Setelah membacakan nama karyawan berprestasi rendah, pria itu melakukan hal mengejutkan.
Baca Juga
Angka Kebencian terhadap Muslim AS Melonjak sejak 9/11
Zara Digugat Konsumen karena Bau Busuk, Ini Sebabnya
Dia menuangkan minuman keras ke dalam setiap cangkir, menaruh ulat ke dalamnya, kemudian menyuruh karyawan berprestasi rendah meminumnya. Lima atau enam orang mengikuti arah pria itu. Menurut seorang karyawan toko, setiap pagi mereka diwajibkan melaporkan target kerja mereka kepada atasan, dan siapa yang gagal mencapai target itu, dihukum keesokan harinya.
"Hukuman hari ini makan ulat yang mereka beli dari pasar hewan peliharaan. Empat cacing untuk kehilangan seorang pelanggan," ujar seorang pekerja lainnya, yang meminta identitasnya disembunyikan. Pada 10 November 2016, seorang wartawan koran setempat berbicara dengan orang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan toko tersebut, yang dikenali dengan marga Cao.
Simak Pula
Mirip Jack Ma, Bocah 8 Tahun Dapat Beasiswa hingga Kuliah
Jika ISIS Sampai ke Filipina, Duterte Bakal Tempuh Cara Ini
"Kami menetapkan target penjualan untuk hari esok, dan semua orang menandatangani jaminan tersebut. Jika orang gagal mencapai target itu, dia akan menerima hukuman secara sukarela," kata Cao. Dia menambahkan, sasaran itu ditetapkan oleh karyawan, dengan tujuan memotivasi diri.
Namun beberapa pengamat mengatakan perusahaan itu seharusnya menghormati karyawannya dan bukan memperburuk citra mereka. Zhao Xiaodong, pengacara lokal, mengatakan memaksa pekerja makan ulat secara langsung melanggar hak karyawan dan memberi mereka alasan untuk melaporkan pelanggaran itu kepada departemen pengawasan buruh.
STRAITS TIMES | YON DEMA
Baca Juga
Bom Samarinda: Saat Diana Merelakan Kepergian Intan
Bom Samarinda: Keceriaan Intan 'Si Ceriwis' Tinggal Kenangan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini