Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Profil Ahed Tamimi, Aktivis Palestina Berusia 22 Tahun Ditangkap Israel

Ahed Tamimi sempat dikenal dunia karena aksi perlawanan terhadap penjajahan Israel ketika ia masih berusia belasan tahun. Kini, Ahed ditangkap Israel.

7 November 2023 | 12.20 WIB

Remaja Palestina, Ahed Tamimi, tersenyum sambil memeluk bantalnya setelah dibebaskan dari penjara Israel di Desa Nabi Saleh, Tepi Barat, 30 Juli 2018. Ahed Tamimi kini menjadi simbol perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel. REUTERS/Raneen Sawafta
Perbesar
Remaja Palestina, Ahed Tamimi, tersenyum sambil memeluk bantalnya setelah dibebaskan dari penjara Israel di Desa Nabi Saleh, Tepi Barat, 30 Juli 2018. Ahed Tamimi kini menjadi simbol perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel. REUTERS/Raneen Sawafta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Israel dikabarkan menangkap aktivis Palestina berusia 22 tahun Ahed Tamimi. Dilansir dari ajazeera penangkapan itu disebabkan Israel menduga Ahed Tamimi melakukan provokasi. Penangkapan itu dilakukan pada Senin, 6 November 2023 di Tepi Barat ketika Israel menggerebek rumah Tamimi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ibu dari Ahed Tamimi Nariman Tamimi mengungkapkan bahwa pasukan Israel telah menggeledah rumah mereka dan menyita telepon seluler. Israel menuduh Ahed Tamimi menyerukan pembunuhan. Tetapi, Nariman Tamimi membantah ajakan yang dilakukan anaknya itu. ““Ada puluhan halaman (online) atas nama Ahed dan fotonya, yang tidak ada hubungannya dengan dia,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ahed Tamimi merupakan warga Palestina yang telah menjadi ikon perlawanan terhadap pendudukan dan penjajahan Israel di Palestina.

Bersama keluarganya, Ahed tinggal di Tepi Barat. Ia kerap menghadapi kekejaman Israel yang mengancam hak hidup orang-orang sipil, bahkan perempuan dan anak-anak. Dari situ, ia memutuskan untuk melawan.

Berdasarkan tulisan Koran Tempo edisi 13 Januari 2018, perlawanan Ahed terjadi ketika usianya masih 11 tahun. Saat itu ia mempertahankan ibunya yang ditahan oleh tentara Israel. Karena keberaniannya itu, Ahed sempat dipuji oleh Presiden Palestina saat itu Mahmoud Abbas.

Perlawanan Ahed juga pernah terekam kamera pada 15 Desember 2017. Saat itu Ahed Tamimi menghadapi tentara Israel yang memasuki halaman rumahnya di desa Nabi Saleh di Tepi Barat. Ia kemudian menampar, menggigit, dan menendang mereka. Ibunya merekam kejadian tersebut dan videonya menjadi viral.

Pada 1 Januari 2018, Pengadilan Tepi Barat justru menjatuhkan Ahed ke dalam 12 dakwaan karena tindakan perlawanan dan pembebasan yang dilakukannya.

Dilansir dari themuslim500, Ahed kemudian setelah menjalani delapan bulan sebagai tahanan politik dan menerima dukungan dunia karena menyoroti kehidupan penindasan yang dihadapi warga Palestina.

Pada 2022, Ahed Tamimi menerbitkan buku berjudul They Call Me a Lioness. Dilansir dari thisweekinpalestine, buku itu bercerita tentang kisah hidupnya dan realitas kehidupan di bawah penjajahan Israel. Dia menggambarkan bagaimana dia dan keluarganya telah menjadi sasaran kekerasan, intimidasi, dan pemenjaraan hanya karena tinggal di Tanah Air mereka.

Ahed menulis bahwa reaksi alami terhadap kehidupan di bawah pendudukan adalah perlawanan. Dia berpendapat bahwa Palestina memiliki hak hukum untuk melawan pendudukan bersenjata berdasarkan hukum internasional.

Ahed Tamimi pun menulis bahwa kekuatan rakyatnya terletak pada batu, yang telah lama menjadi simbol pertahanan dalam budaya Palestina. “Batu bukanlah sekadar sebuah senjata. Ini telah lama menjadi simbol pertahanan dalam kesadaran Palestina dan mitologi,” tulis Ahed Tamimi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus