Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Dubai, Sheik Mohammed bin Rashid al-Maktoum menumpahkan amarahnya terhadap Putri Haya, istrinya yang kabur ke Jerman lewat puisi yang diposting di Instagram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Puisi berbahasa Arab bertajuk You Live and Die, muncul di Instagram al-Maktoum sehari setelah Putri Haya dilaporkan kelompok advokasi hukum, Detained in Dubai, kabur ke Jerman karena dilecehkan oleh suaminya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagaimana dikutip dari Alaraby.co.uk, 30 Juni 2019, sejumlah laporan yang menyebut tentang pelarian Putri Haya bersama dua anaknya ke Jerman dan mencari suaka sedang diselidiki.
"Kamu pengkhianat, kamu mengkhianati kepercayaan yang paling berharga, kamu mempertontonkan permainan dan sifatmu," tulis al-Maktoum dalam puisinya.
Al-Maktoum menuding istrinya berbohong dan menyatakan tudingan itu didukung bukti.
"Anda tidak lagi memiliki tempat dalam diri saya, pergilah ke siapa yang telah menguasaimu."
"Saya tidak peduli anda hidup atau mati," tulis al-Maktoum.
Radha Stirling, CEO Detained in Dubai menuturkan, mereka telah menerima sejumlah laporan dari sejumlah sumber yang dekat ke pemerintah Yordania dan UEA bahwa Putri Haya telah melarikan diri ke Jerman.
"Kami tidak dapat mengomentari kebenaran dari laporan ini, namun peristiwa semacam ini jelas akan merepresentasikan dakwaan yang kuat terhadap Uni Emirat Arab dan Sheikh Mohammed bin Rashid secara pribadi, serta berpotensi pada dampak dramatis hubungan antar negara yang terlibat," kata Stirling.
Kabar Putri Haya kabur ke Jerman pertama kali dilaporkan di situs Emirates Leaks pada 23 Juni 2019. Sang putri kabur dengan bantuan seorang diplomat Jerman. Namun, otoritas Jerman belum memberikan tanggapan atas pernyataan itu.
Stirling menduga nyawa Putri Haya terancam sebagai penyebab pelariannya bersama anak laki-lakinya, Zayed, 7 tahun, dan anak perempuannya, Al Jalila, 11 tahun.
Putri Haya, 45 tahun, merupakan anak perempuan almarhum raja Hussein dari Yordania dan saudara raja Abdullah yang sekarang berkuasa di Yordania. Putri Haya menikahi al-Maktoum pada tahun 2004.
Putri Haya dilaporkan awalnya ingin lari ke Inggris, namun dia khawatir dirinya akan dipulangkan ke Dubai.
Dia pun tidak berencana pulang ke negaranya di Yordania karena khawatir suaminya akan menekan raja Abdullah untuk memulangkan dirinya ke Dubai.
Putri Haya binti Hussein, anak perempuan raja Hussein dari Yordania
Setahun sebelum pelarian Putri Haya, putri al-Maktoum, Latifa, 33 tahun, berusaha lari ke India pada April 2018 setelah merilis video penyiksaan dan pelecehan yang dialaminya selama bertahun-tahun di tangan ayahnya dan otoritas UEA.
Namun teman-teman dan pendukung Latifa menuturkan sejumlah pasukan menghadang kapal yang membawanya pergi ke India.
Sejak itu, Latifa hanya muncul sekali di depan publik berfoto bersama mantan Komisioner Tinggi HAM PBB, Mary Robinson yang berkunjung ke rumah al-Maktoum pada Desember 2018.
Adapun nasib Putri Haya setelah pelariannya belum diketahui. Begitu juga belum diketahui pasti pemicu sang putri melarikan diri dari Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum yang kini menjabat Perdana Menteri UEA dan salah satu orang terkaya di dunia.