Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan presiden Korea Selatan, Roh Tae-woo, meninggal dalam usia 88 tahun, Selasa, 26 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut kantor berita Yonhap, tokoh reformasi Korea Selatan itu dirawat di rumah sakit setelah kesehatannya memburuk tetapi gagal pulih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Roh, yang menjabat sebagai presiden 1988-1993, merupakan seorang veteran perang. Ia dianggap memainkan peran penting tetapi kontroversial dalam transisi menuju pemilihan demokratis dari pemerintahan otoriter.
Ia pernah terlibat dalam Kudeta 12 Desember 1979 melawan Presiden Choi Kyu-hah dan penumpasan militer berdarah terhadap demonstran di Gwangju pada 18-27 Mei 1980.
Pada masa pemerintahan Chun Doo Hwan, ia sempat menjadi Menteri Olahraga pada 1982.
Ia mulai menjauhkan diri dari Chun untuk menjalankan agenda reformasi demokrasinya sendiri. Dengan menyetujui untuk memenuhi tuntutan oposisi politik dalam hal reformasi politik dengan proposal delapan poinnya termasuk pemilihan langsung Presiden, Roh berhasil mengalahkan Chun dan meningkatkan citranya sendiri sebagai seorang reformis.
Pada Juni 1987, Chun menunjuk Roh sebagai calon presiden dari Partai Keadilan Demokratik yang berkuasa. Ini memicu demonstrasi besar-besaran pro-demokrasi di Seoul dan kota-kota lain dalam Gerakan Demokrasi Juni 1987.
Sebagai tanggapan, Roh berpidato pada 29 Juni 1987 menjanjikan program reformasi yang luas. Salah satunya adalah konstitusi baru yang lebih demokratis dan pemilihan presiden yang terbuka.
Dalam pemilihan tersebut, dua tokoh oposisi terkemuka, Kim Young-sam dan Kim Dae-jung (keduanya kemudian menjadi presiden), tidak dapat mengatasi perbedaan mereka dan membagi suara. Ini memungkinkan Roh menang dengan selisih tipis dan menjadi presiden pertama yang terpilih secara bersih di negara itu pada 16 Desember 1987 dan dilantik sebagai Presiden pada 25 Februari 1988.
Roh terkenal karena Korea sukses menjadi tuan rumah Olimpiade Seoul 1988. Sikap Roh sebagai Presiden sangat aktif dalam diplomasi dan teguh dalam mendorong reformasi politik dan sosial ekonomi di dalam negeri.
Dihukum penjara
Pada 1993, penerus Roh, Kim Young-sam, memimpin kampanye antikorupsi yang menyebabkan Roh dan Chun Doo-hwan diadili karena penyuapan. Kedua mantan presiden secara terpisah juga didakwa dengan pemberontakan dan pengkhianatan atas peran mereka dalam kudeta 1979 dan pembantaian Gwangju 1980.
Keduanya dihukum pada Agustus 1996 atas pengkhianatan, pemberontakan dan korupsi. Chun dijatuhi hukuman mati, kemudian diringankan menjadi penjara seumur hidup, sementara hukuman hukuman penjara 22 tahun Roh dikurangi menjadi 17 tahun di tingkat banding. Keduanya dibebaskan dari penjara pada Desember 1997, setelah diampuni oleh Kim Young-sam.
Roh juga telah mengakui korupsi 16 tahun setelah menjabat dan diwajibkan mengembalikan kekayaan yang diperoleh secara ilegal sebesar 22 juta dolar AS.
YONHAP | REUTERS | dan Sumber Lain