Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Rusia, Cina dan Pakistan bersedia memberikan bantuan ke Afghanistan, tetapi Kremlin mengatakan Rusia belum siap untuk mengakui pemerintah Taliban, kata Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Janji bantuan kemanusiaan dan dukungan ekonomi datang setelah pembicaraan antara pejabat Rusia, Cina dan Pakistan, yang akan bergabung dengan perwakilan penguasa baru Afghanistan pada pertemuan Format Moskow pada Rabu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tetapi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia menahan diri mengakui Taliban sambil menunggu mereka memenuhi janji yang mereka buat ketika mereka mengambil alih kekuasaan, termasuk inklusivitas politik dan etnis dari pemerintahan baru, Reuters melaporkan, 20 Oktober 2021.
Kritikus mengatakan Taliban melanggar janji untuk tidak mengesampingkan perempuan dan minoritas, atau membalas dendam ke musuh.
"Pengakuan resmi terhadap Taliban tidak sedang dibahas untuk saat ini. Seperti kebanyakan negara berpengaruh lainnya di kawasan ini, kami berhubungan dengan mereka. Kami mendorong mereka untuk memenuhi janji yang mereka buat ketika mereka berkuasa," kata Lavrov.
Juru Bicara Taliban dan Wakil Menteri Informasi dan Kebudayaan Zabihullah Mujahid mengatakan kepada kantor berita TASS pada Selasa, delegasi Taliban akan meminta dukungan ekonomi dan politik dari negara-negara peserta dalam pembicaraan Format Moskow. Format Moskow didirikan pada 2017 berdasarkan mekanisme konsultasi enam negara yang terdiri dari Rusia, Afghanistan, India, Iran, Cina, dan Pakistan.
"Kami akan meminta negara-negara peserta konferensi Moskow, tetangga kami, untuk memberikan bantuan kepada kami, terutama di bidang ekonomi dan politik-dan-diplomatik, sehingga negara-negara dapat menunjukkan tanggung jawab dan membantu Afghanistan," katanya, menambahkan ekonomi Afghanistan saat ini membutuhkan dukungan lebih lanjut.
Juru bicara Taliban menekankan bahwa Afghanistan memainkan peran penting dalam keamanan dan stabilitas kawasan dan delegasi Taliban berencana untuk membahas masalah terkait di Moskow.
Taliban mengatakan sebelumnya, delegasi mereka ke Moskow akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Mawlawi Abdul Salam Hanafi. Penjabat Menteri Luar Negeri Amir Khan Muttaqi dan sejumlah menteri lainnya akan menjadi salah satu anggota delegasi, TASS melaporkan.
Penjabat Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi berbicara selama konferensi pers di Kabul, Afghanistan 14 September 2021. [REUTERS/Stringer]
Pada pertengahan Agustus, pemerintah Afghanistan runtuh ketika Amerika Serikat dan sekutunya menarik pasukan setelah 20 tahun berperang, yang kemudian memudahkan Taliban untuk merebut kekuasaan dalam serangan kilat.
Rusia, yang pernah berperang di Afghanistan dari 1979 hingga 1989 dan kalah, mencoba mengambil inisiatif diplomatik untuk menghindari ketidakstabilan di kawasan yang lebih luas yang dapat merusak kepentingannya.
Rusia secara khusus khawatir kemungkinan militan Islam menerobos ke bekas republik Uni Soviet di Asia Tengah, wilayah yang dilihat Kremlin sebagai penyangga pertahanan.
Pejabat Rusia lainnya telah meredam ekspektasi untuk pembicaraan hari Rabu. Amerika Serikat mengatakan tidak akan bergabung dalam pembicaraan ini tetapi berencana untuk melakukannya di masa depan, menurut Reuters.
Zamir Kabulov, perwakilan khusus Presiden Vladimir Putin di Afghanistan, mengatakan pekan lalu dia tidak mengharapkan ada terobosan besar dalam pembicaraan tersebut.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menggambarkan pembicaraan ini sebagai upaya untuk mengetahui apa yang akan terjadi di Afghanistan ke depan di bawah Taliban.
REUTERS | TASS