Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAAT hari mulai pudar, amuk justru berkobar di Corleone. Aroma kematian meruap dari kota kecil yang terletak di Provinsi Palermo, Sisilia, itu. Ini bukan kematian biasa, bahkan bagi kalangan Clan dei Corleonesi, komunitas yang kelak lebih dikenal dunia sebagai mafia. Mayat Michele Navarra tenggelam di kolam darahnya sendiri, dalam mobil Fiat hitam yang dibanjiri 112 tembakan. Maut tak akan bisa menyelinap dari rapatnya hujan peluru seperti itu. Tak ada celah. Navarra harus mati. Ia adalah ganjalan bagi perkembangan kelompok Luciano Liggio, bos muda yang sedang bersinar. Kalender di kediaman Liggio menunjuk tarikh 1958.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo