Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Soal Laut Cina Selatan, Filipina Tetap Terbuka untuk Upaya Diplomasi dengan Cina

Sehari sebelumnya juru bicara Kemlu Cina menyebut patroli gabungan Amerika Serikat dan Filipina di Laut Cina Selatan "provokatif".

5 Januari 2024 | 15.51 WIB

Sebuah kapal pasokan Filipina berlayar di dekat kapal Penjaga Pantai Cina selama misi pasokan untuk pasukan Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang dilarang terbang di Laut Cina Selatan, 4 Oktober 2023. REUTERS/Adrian Portugal
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sebuah kapal pasokan Filipina berlayar di dekat kapal Penjaga Pantai Cina selama misi pasokan untuk pasukan Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang dilarang terbang di Laut Cina Selatan, 4 Oktober 2023. REUTERS/Adrian Portugal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Filipina tetap terbuka untuk diskusi diplomatik dengan Cina dan yakin kedua negara dapat mencapai resolusi sengketa Laut Cina Selatan melalui dialog damai, kata penasihat keamanan nasional Filipina dalam sebuah pernyataan pada Jumat, 5 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pernyataan Eduardo Ano muncul setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina pada Kamis menyebut patroli gabungan Amerika Serikat dan Filipina baru-baru ini di Laut Cina Selatan “provokatif” dan “tidak bertanggung jawab”.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Patroli bersama kami dengan Amerika Serikat dan potensi kegiatan di masa depan dengan negara-negara sekutu lainnya menunjukkan komitmen bersama kami terhadap tatanan internasional berbasis aturan dan untuk mendorong perdamaian dan stabilitas kawasan,” kata Ano.

Kedutaan Cina di Manila mengulangi komentar juru bicara Kementerian Luar Negeri saat diminta menanggapi ucapan Ano.

Dua kapal angkatan laut Cina telah membayangi kapal Filipina dan AS yang melakukan patroli bersama yang baru saja selesai, kata militer Filipina pada Kamis.

Latihan maritim dua hari tersebut melibatkan empat kapal dari angkatan laut Filipina dan empat kapal dari armada Indo-Pasifik AS, termasuk kapal induk kelas Nimitz USS Carl Vinson. Patroli berakhir pada Kamis dan kapal-kapal AS singgah di pelabuhan Manila pada Jumat.

Patroli gabungan tersebut adalah yang kedua yang dilakukan Filipina dan AS dalam waktu kurang dari dua bulan di Laut Cina Selatan, di mana ketegangan mengenai sengketa klaim wilayah semakin meningkat.

“Filipina tetap terbuka terhadap diskusi diplomatik dengan Cina dan menegaskan kembali komitmennya untuk membina hubungan baik dengan semua negara,” kata Ano.

“Kami percaya bahwa melalui dialog damai dan kepatuhan terhadap hukum internasional, kita dapat mencapai resolusi yang memberikan kepentingan terbaik bagi semua pihak yang terlibat di kawasan,” ujarnya.

Cina mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, yang merupakan jalur perdagangan kapal tahunan senilai lebih dari $3 triliun. Klaim kedaulatan Cina tumpang tindih dengan wilayah perairan yang diklaim oleh Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Brunei.

Pada 2016, Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag menyatakan klaim Cina tidak memiliki dasar hukum. Cina telah menolak keputusan itu.

REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus