Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Provinsi Banten pada Rabu siang, 6 September 2023. Sergey Lavrov datang mewakili Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk menghadiri KTT ASEAN 2023 di Jakarta. Setibanya di tanah air, Menlu Sergey Lavrov disambut oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kedatangan Sergey Lavrov ke Indonesia itu pun diiringi oleh jajaran pasukan kehormatan serta tarian tradisional Indonesia. Lalu, seperti apa profil Sergey Lavrov?
Profil Menlu Rusia Sergey Lavrov
Sergey Lavrov memiliki nama lengkap Sergey Viktorovich Lavrov. Pria yang lahir di Moskow pada 21 Maret 1950 itu adalah Menteri Luar Negeri Rusia yang paling lama menjabat sejak jatuhnya Uni Soviet dan menjabat lagi sejak 2004.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sosok Lavrov disebut sangat menyukai pelajaran fisika. Awalnya ia berencana untuk masuk ke Universitas Nuklir Riset Nasional atau Institut Fisika dan Teknologi Moskow. Namun, pada akhirnya ia memutuskan untuk menimba ilmu di Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow dan lulus pada 1972.
Menurut aturan kala itu, lulusan Institut Hubungan Internasional Negara Moskow harus bekerja untuk Kementerian Luar Negeri dalam jangka waktu tertentu. Hingga Lavrov kemudian dipekerjakan di kedutaan Soviet di Sri Lanka sebagai penasihat karena dia sudah menjadi spesialis negara tersebut.
Pada saat itu, Uni Soviet dan Sri Lanka memiliki kerjasama pasar dan ekonomi yang erat dan Uni Soviet meluncurkan produksi karet alam di negara tersebut.
Sergey Lavrov telah bekerja untuk Kementerian Luar Negeri Rusia sampai 1994 ketika ia kembali bekerja di PBB sebagai Wakil Tetap Rusia. Sedangkan di posisi terakhir, ia pernah menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB untuk beberapa waktu.
Mengutip reuters, Lavrov dikenal sebagai seorang teknokrat dan orator yang efektif. Lavrov telah memimpin 'pendinginan' hubungan dengan Barat sejak Putin berkuasa pada tahun 2000.
Pada tahun 2009, Lavrov pernah mencoba memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat. Ia dan Menteri Luar Negeri AS saat itu, Hillary Clinton pernah sama-sama datang ke sebuah upacara yang dimaksudkan untuk "mengatur ulang" hubungan antara Moskow dan Washington.
Namun, selama dekade terakhir, Lavrov bersikap lebih tegas untuk mendukung invasi Rusia di Ukraina. Ia juga menentang upaya Barat untuk membatasi pengaruh Rusia dalam urusan global.
Diplomat Rusia yang Sulit Dipahami
Mengutip France24, Sergey Lavrov juga dikenal sebagai diplomat tangguh yang dikagumi oleh musuh-musuh Moskow. Ia seringkali disebut sebagai penegak kebijakan luar negeri Kremlin yang sulit dipahami. Lavrov mencerminkan posisi menantang Rusia dan kekuatan geopolitiknya di Dewan Keamanan PBB.
Ekspresinya yang terkadang mengancam, bersama dengan kebijakan Rusia terhadap Suriah, Ukraina, dan krisis lainnya, membuat Lavrov diberi julukan "Tuan Nyet" (Tuan Tidak), yang pertama kali diciptakan pada Perang Dingin untuk menggambarkan salah satu pendahulunya yang keras kepala di Soviet, Andrei Gromyko.
Lavrov jarang berbicara tentang kehidupan pribadinya atau mengungkapkan pendapat pribadinya tentang kebijakan kontroversial. Lavrov sering digambarkan bersandar di atas meja, tangan terkepal, dan mengerutkan kening di depan kacamatanya.
Riwayat Karier Sergey Lavrov
1972: lulus dari Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow Kementerian Luar Negeri Uni Soviet.
1972-1976: bekerja di Kedutaan Besar Soviet di Sri Lanka.
1976-1981: bekerja di Departemen Organisasi Ekonomi Internasional Kementerian Luar Negeri.
1981-1988: Sekretaris Pertama, Penasihat, Penasihat Senior misi Soviet di PBB.
1988-1990: Wakil Kepala Departemen Hubungan Ekonomi Internasional Kementerian Luar Negeri.
1990-1992: Kepala Departemen Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri.
1992: Kepala Departemen Organisasi Internasional dan Masalah Global Kementerian Luar Negeri.
1992-1994: Wakil Menteri Luar Negeri.
1994-2004: Wakil Tetap Federasi Rusia untuk PBB.
9 Maret 2004 : diangkat menjadi Menteri Luar Negeri.
21 Mei 2012 : Diangkat kembali menjadi Menteri Luar Negeri melalui Perintah Eksekutif Presiden.
RIZKI DEWI AYU | GOVERNMENT.RU | REUTERS | FRANCE 24